Tuesday 21 June 2016

Contoh MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN “SISTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE”

PENGERTIAN DAN TAHAPAN SISTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC)


Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia teknologi sekarang pengembangan dalam bidang informatikan telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan perkembangan ini, dalam bidang informatika tidak hanya menghasilkan hanya dalam pengembangan program perangkat lunak saja, melainkan pengambangan dalam bidang suatu permodelan yang bersifat komplek.
Dalam pembuatan sebuah perangkat lunak yang haruslah memiliki Teknik analisa kebutuhan dan teknik permodelan yang baik, supaya terwujudnya suatu perangkat lunak yang baik. Dengan hal tersebut maka perlulah suatu pengenalan mengenai permodelan dalam suatu pembangunan suatu Perangkat Lunak (Software). Terdapat banyak permodelan mengenai pembangunan suatu Perangkat lunak seperti SDLC.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada latar belakang masalah diatas, kami dihadapkan untuk menganalisa mengenai apa itu SDLC dan bagaimana menanggulangi kekurangan serta tahu kelebihan dari permodelan perangkat lunak yakni System Development Life Cycle (SDLC) yang mencakupi V model, Increment Model, Prototyping Model, Spiral Model dan Concurrent Development Model.


1.3 Tujuan Makalah
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
a. Memenuhi tugas Matakuliah Sistem Informasi Manajemen pada Semester 4
Selain itu agar Mahasiswa mampu :
b. Menjelaskan konsep dasar proses pengembangan sistem dan siklus hidup pengembangan sistem informasi.
c. Menjelaskan  beberapa indikator adanya permasalahan, peluang  dan kesempatan yang dapat diraih jika memerlukan pengembangan sistem informasi.
d. Menjelaskan langkah – langkah yang ada pada tiap tahap pengembangan sistem :   Perencanaan Sistem , Analisis Sistem, Perancangan Sistem, Implementasi Sistem, Penggunaan sistem
Bab 2 Pembahasan

2.1 Pengertian SDLC
Beberapa pengertian Sistem Informasi Manajemen menurut para ahli :
a. Menurut Barry E.Cushing, SIM adalah :
Suatu sistem informasi manajemen adalah Kumpulan dari manusia dan sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk mengahasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian
b. Menurut Frederick H.Wu SIM adalah :
‘Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan-kumpulan dari sistem-sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen
c. Menurut  L. James Havery , SIM adalah:
prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

Metode SDLC adalah metode yang menggunakan pendekatan sistem yang disebut pendekatan air terjun ( waterfall approach ) dimana setiap tahapan sistem akan dikerjakan secara berurut menurun dari perencanaan, analisa, desain, implementasi, dan perawatan ( Aji Supriyanto, 2005: 272 )
Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle / SDLC) merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebut untuk proses pengembangannya. Siklus hidup pengembangan sistem  , merupakan proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informal berbasis komputer. SDLC dilakukan dengan pendekatan sistem secara teratur dan dilakukan secara top-down, oleh karenanya sering disebut pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem.
Tahap-tahap siklus hidup sistem, empat yang pertama dinamakan siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle - SDLC). Tahap kelima, tahap penggunaannya yang berlangsung sampai waktunya untuk merancang sistem itu kembali. Siklus hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajer unit jasa informasi, dibantu oleh manajer dari analis sistem, pemrograman, dan operasional. Kecenderungan sekarang ditangani oleh tingkat yang lebih tinggi dan lebih rendah.
Saat sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi seluruh organisasi, direktur utama atau komite eksekutif mungkin memutuskan untuk mengawasi proyek pengembangannya. Ketika lingkup sistem menyempit dan fokusnya lebih operasional, kemungkinan besar dipegang oleh yang lebih rendah seperti wakil direktur utama, direktur bagian administrasi dan CIO. Banyak perusahaan membuat suatu komite khusus. Jika tujuannya memberi petunjuk, pengarahan dan pengendalian yang berkesinambungan, komite ini disebut komite pengarah. Komite pengarah yang mengarahkan penggunaan sumberdaya komputer perusahaan disebut komite pengarah SIM. Anggota tetap komite pengarah SIM melibatkan eksekutif tingkat tinggi. Sedangkan anggota sementara meliputi manajer yang lebih rendah dan para konsultan selama keahliannya dibutuhkan. Tugas dan fungsi utama komite pengarah SIM:
a. Menetapkan kebijakan, yang memastikan dukungan komputer untuk mencapai tujuan strategis perusahaan;
b. Menjadi pengendali keuangan, dengan bertindak sebagai badan yang berwenang memberi persetujuan bagi semua permintaan dana yang berhubungan dengan komputer;
c. Menyelesaikan pertentangan, yang timbul sehubungan dengan prioritas penggunaan komputer.
Dengan memusatkan manajemen siklus hidup sistem dalam komite pengarah, diperoleh dua keuntungan, yaitu semakin besar kemungkinan penggunaan komputer   untuk mendukung aspek manajerial dan operasional perusahaan serta semakin besar kemungkinan proyek-proyek berbasis komputer mempunyai perencanaan dan pengendalian yang lebih baik.
Kebijakan untuk mengembangkan sistem informasi dilakukan oleh manajemen puncak karena manajemen menginginkan untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada yang tidak dapat diraih oleh sistem yang lama atau sistem yang lama mempunyai banyak kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki (misalnya untuk meningkatkan efektifitas manajemen, meningkatkan produktivitas atau meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada langganan).
Partisipasi dan keterlibatan manajemen puncak masih diharapkan untuk keberhasilan sistem yang akan dikembangkan. Untuk itu manajemen puncak dilengkapi dengan suatu tim penasehat yang disebut dengan komite pengarah (steering commitee) yang umumnya dibentuk dari wakil-wakil pimpinan dari masing-masing departemen pemakai sistem seperti misalnya manajer-manajer departemen atau manajer-manajer divisi. Seringkali komite ini diketuai sendiri oleh direktur utama.

2.2 Tahapan dalam SDLC
Setiap pengembang mempunyai strategi yang berlainan, namun demikian, pada dasarnya siklus hidup pengembangan sistem informasi terdapat   5 (lima) tahapan, yaitu :  
1) Perencanaan Sistem ( Systems Planning);  2) Analisis Sistem  (System Analysis); 3)  Perancangan Sistem (System Design);  4) Implementasi Sistem (System Implementation);        5) Penggunaan sistem (System Utilization )

2.2.1 Tahap  Perencanaan  Sistem 
Perencanaan sistem merupakan tahap paling awal yang memberikan pedoman dalam melakukan langkah selanjutnya. Perencanaan sistem menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem ini serta untuk mendukung operasinya setelah diterapkan.
Perencanaan sistem dapat terdiri : perencanaan jangka pendek meliputi periode 1 s.d. 2 tahun dan perencanaan jangka panjang meliputi periode sampai dengan 5 tahun.
Perencanaan sistem biasanya ditangani oleh staf perencanaan sistem,  bila tidak ada dapat  juga dilakukan oleh departemen sistem.
Proses Perencanaan Sistem dapat dikelompokkan dalam 3 proses utama yaitu  :
a. Merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf perencana sistem
b. Menentukan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan dan dilakukan oleh
komite pengarah.
c. Mendefinisikan proyek-proyek sistem dikembangkan dan dilakukan oleh analis sistem.
Adapun langkah-langkah dalam tahap perencanaan sistem ini  dapat tahap-tahapnya  meliputi :
a. Menyadari Masalah: kebutuhan adanya proyek Sistem informasi berbasis komputer  biasanya dirasakan oleh manajer perusahaan, non manajer dan unsur-unsur dalam lingkungan perusahaan.
b. Mendefinisikan masalah: setelah sadar akan adanya masalah, manajer harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasinya.
c. Menentukan tujuan sistem: manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi ole sistem untuk memuaskan pemakai.
d. Mengidentifikasi kendala-kendala sistem: kendala-kendala ini penting untuk diidentifikasi sebelum sistem benar-benar mulai dikerjakan.
e. Membuat studi kelayakan: studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Kriteria kelayakan dalam hal ini meliputi kelayakan :
Teknis: tersediakah perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan pemrosesan yang diperlukan ?
Pengembalian ekonomis: dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan biayanya?
Pengembalian non ekonomis: dapatkah sistem yang diajukan dinilai berdasarkan keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang?
Hukum dan etika: akankah sistem yang diajukan beroperasi dalam batasan hukum dan etika?
Operasional: akankah rancangan sistem seperti itu akan didukun oleh orang-orang yang menggunakannya?
Jadwal: mungkinkah menerapkan sistem dalam kendala waktu yang ditetapkan?
f. Mempersiapkan usulan penelitian sistem: jika sistem dan proyek layak, diperlukan penelitian sistem yang menyeluruh. Penelitian siste (system study) akan memberikan dasar yang terinci untuk rancangan sistem baru. Analis akan menyiapkan usulan penelitian sistem yan memberikan dasar bagi manajer untuk menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analis.
g. Menyetujui atau menolak penelitian proyek: manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra dari proyek dan rancangan sistem yang diusulkan, serta menentukan apakah perlu diteruskan atau tidak.
h. Menetapkan mekanisme pengendalian: sebelum proyek dimulai perlu ditetapkan mekanisme pengendaliannya. Jumlah waktu yang diperlukan dinyatakan dalam orang-bulan. Setelah proyek jalan perlu dimonitor. Berbagai teknik dokumentasi yang dapat digunakan antara lain: tabel, grafik, diagram jaringan (network diagram: PERT dan CPM).
Proses  pengembangan sistem dapat digambarkan sebagai berikut :


Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan di sistem yang baru. Peningkatan-peningkatan ini berhubungan dengan :
Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan response time. Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Response time adalah rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.
Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungankeuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang dan akan terjadi.
Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya tersebut

2.2.2 Tahap Analisis  Sistem
Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai  penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di
dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya
 Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan di tahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis sistem ruang lingkup tugasnya lebih terinci.  Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh Analis Sistem Yaitu :
a. Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah, mengindentifikasikan penyebab masalah;  mengidentifikasikan titik keputusan; mengidentifikasikan personil-personil kunci.

b. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada, menentukan jenis penelitian; merencanakan jadual penelitian; Mengatur jadual wawancara; Mengatur jadual observasi; Mengatur jadual pengambilan sampel; Membuat penugasan penelitian; Membuat agenda wawancara; Mengumpulkan hasil penelitian

c. Analyze, Yaitu Menganalis Sistem, Menganalisis kelemahan Sistem; Menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen.

d. Report, Yaitu membuat laporan hasil analisis yang tujuannya  : Memberi laporan bahwa analisis telah selesai dilakukan;  Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen; Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen; Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya.
Adapun Adapun langkah-langkah dalam tahap analisis sistem ini  tahap-tahapnya  meliputi :

a. Mengumumkan Penelitian Sistem: untuk mengurangi kekuatiran  akan adanya aplikasi komputer baru, kiranya perlu dikomunikasikan dengan cara :  alasan perusahaan melaksanakan proyek;  dan     bagaimana sistem baru menguntungkan perusahaan dan para karyawan.

b. Mengorganisasikan tim proyek: sebaiknya pemimpin proyek adalah spesialis informasi, jangan pemakai.

c. Mendefinisikan kebutuhan pemakai: pengumpulan informasi kebutuhan pemakai dapat dilakukan dengan: wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan dan survei. Wawancara lebih disukai, karena: (1) adanya komunikasi dua arah dan pengamatan terhadap bahasa tubuh; (2) meningkatkan antusiasme pada proyek baik dari pihak spesialis, maupun pemakai; (3) dapat menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi; (4) memberi kesempatan bagi peserta proyek kalau ada perbedaan pandangan.  Dokumentasinya dapat berupa flowchart, diagram arus data (data flow diagram), dan grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data. Semua dokumentasi ini yang menjelaskan sistem ini disebut kamus proyek.

d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem: setelah kebutuhan informasi didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat kriteria kinerja sistem. Contoh, manajer pemasaran menetapkan kriteria laporan biaya bulanan sbb: (1) laporan disiapkan dalam kertas dan tampilan; (2) laporan disediakan tidak lebih dari tiga hari setelah akhir bulan; (3) laporan harus membandingkan pendapatan dan biaya aktual dengan anggaran.

e. Menyiapkan usulan rancangan: analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan teruskan/hentikan untuk kedua kalinya. Manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk usulan rancangan.

f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek: manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah disetujui atau tidak.

2.2.3 Tahap Perancangan Sistem
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan sistem (system design ).  Tahap perancangan sistem ini mempunyai  tujuan utama yaitu  untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem; untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.  Tahap perancangan sistem merupakan tahap  penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Untuk sistem berbasis komputer biasanya dalam rancangan ada spesifikasi jenis peralatan yang akan digunakan.
Adapun langkah-langkah dalam tahap analisis sistem ini  tahap-tahapnya meliputi :

a. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci: analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang telah dijelaskan dalam modul teknis. Penggambaran dilakukan dari yang besar dan secara bertahap secara rinci dengan pendekatan top-down dan ini biasanya dilakukan untuk rancangan terstruktur (structured design).

b. Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem: analis harus mengidentifikasikan konfigurasi (bukan merek atau model) peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.

c. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem: analis bekerja bersama manajer mengevaluasi berbagai alternatif dan dipilih yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

d. Memilih konfigurasi yang terbaik: analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dengan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah dianalisis kemudian direkomendasikan kepada manajer untuk disetujui. Persetujuan dilakukan oleh Komite pengarah SIM.

e. Menyetujui usulan penerapan: analisis menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.

f. Menyetujui atau menolak penerapan sistem: jika keuntungan dari sistem melebihi biayanya, penerapan akan disetujui.

2.2.4 Tahap Implementasi Sistem
Setelah dianalisis dan dirancang secara rinci dan teknologi telah diseleksi dan dipilih. Tiba saatnya , sistem untuk diimplementasikan. Tahap implementasi system merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Tahap ini termasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket perangkat
lunak aplikasi.
Implementasi sistem  merupakan kegiatan untuk memperoleh dan mengintegrasikan sumberdaya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
Adapun langkah-langkah dalam tahap analisis sistem ini  dapat dilihat pada gambar 9.5.  tahap-tahapnya  meliputi :
a. Merencanakan penerapan: sebelum sistem baru digunakan, manajer dan spesialis informasi memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk menerapkan rancangan sistem.

b. Mengumumkan penerapan: proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama seperti penelitian sistem. Tujuannya untuk menginformasikan pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama pegawai.

c. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras: rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis peralatan komputer yang terdapat pada konfigurasi yang disetujui. Setiap pemasok diberikan request for proposal (RFP).

d. Mendapatkan sumberdaya perangkat lunak: dapat membuat sendiri oleh programmer dari dokumen yang disiapkan analis sistem atau menggunakan perangkat lunak aplikasi jadi (prewritten application soft ware).

e. Menyiapkan database: DBA bertanggungjawab untuk semua kegiatanyang berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan database.

f. Menyiapkan fasilitas fisik: fasilitas di sini adalah lantai yang ditinggikan, pengendalian suhu ruangan dan kelembaban khusus, keamanan, peralatan pendeteksi api dan pemadam kebakaran, dsb.

g. Mendidik peserta dan pemakai: baik peserta (operator pemasukan data, pegawai coding, dan administrasi) dan pemakai harus dididik tentang peran mereka dalam sistem. Pendidikan sebaiknya setelah siklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai diterapkan.

h. Masuk ke sistem baru: proses menggantikan sistem lama ke sistem baru disebut cutover. Ada 4 pendekatan dasar: percontohan (pilot project), serentak, bertahap, dan paralel.

2.2.5 Tahap Penggunaan Sistem
Pada tahap ini   terdiri dari 3 langkah  sebagaimana ditunjukkan pada gambar 9.6, langkah – langkah penggunaan sistem ( System Implementation ) adalah :
a. Menggunakan sistem. Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.
b. Audit sistem. Penelitian apakah sistem baru memenuhi kriteria kinerja. Studi ini disebut “penelaahan setelah penerapan” (post implementation).
c. Memelihara sistem. Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasi ini disebut pemeliharaan sistem. Ada tiga  alasan untuk pemeliharaan : Memperbaiki kesalahan; Menjaga kemutakhiran sistemdan Meningkatkan sistem.
2.3 Pendekatan Pengembangan Sistem
Terdapat  beberapa  pendekatan  untuk  mengembangkan  sistem,  yaitu:

a. Pendekatan Klasik
Pendekatan  Klasik  (classical  approach)  disebut  juga  dengan  Pendekatan Tradisional     (traditional     approach)     atau     Pendekatan     Konvensional (conventional  approach).  Metodologi  Pendekatan  Klasik  mengembangkan sistem   dengan   mengikuti   tahapan-tahapan   pada   System   Life   Cycle. Pendekatan   ini   menekankan   bahwa  pengembangan   akan   berhasil   bila mengikuti tahapan pada System Life Cycle.
Permasalahan-permasalahan  yang  dapat  timbul  pada  Pendekatan
Klasik adalah sebagai berikut  :

1.  Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalam      mengembangkan  sistem  dan  sebagai  akibatnya  proses  pengembangan     perangkat  lunak  menjadi  tidak  terarah  dan  sulit  untuk  dikerjakan  oleh     pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan terstruktur yang memberikan alat-alat seperti diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data dictionary),   tabel   keputusan   (decision   table).   Diagram   IPO,   bagan terstruktur  (structured  chart)  dan  lain  sebagainya  yang  memungkinkan  Pengembangan Sistem Informasipengembangan  perangkat  lunak  lebih  terarah  berdasarkan  alat-alat  dan teknik-teknik tersebut .

2.  Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal
Mahalnya  biaya  perawatan  pada  pendekatan  sistem  klasik  disebabkan karena  dokumentasi  sistem  yang  dikembangkan  kurang  lengkap  dan kurang  terstruktur.Dokumentasi  ini  merupakan  hasil  dari  alat-alat  dan teknik -teknik yang digunakan. Karena pendekatan klasik kurang didukung oleh alat-alat dan teknik-teknik, maka dokumentasi menjadi tidak lengkap dan  walaupun  ada  tetapi  strukturnya  kurang  jelas,  sehingga  pada  waktu pemeliharaan sistem menjadi kesulitan.

3.  Kemungkinan kesalahan sistem besar
Pendekatan  klasik  tidak  menyediakan  kepada  analis  sistem  cara  untuk melakukan   pengetesan   sistem,   sehingga   kemungkinan      kesalahan-kesalahan sistem akan menjadi lebih besar.
 4.  Keberhasilan sistem kurang terjamin

Penekanan    dari  pendekatan    klasik  adalah    kerja  dari  personil-personil pengembang  sistem,  bukan  pada  pemakai  sistem,  padahal  sekarang sudah  disadari  bahwa  dukungan  dan  pemahaman  dari  pemakai  sistem terhadap  sistem  yang  sedang  dikembangkan  merupakan  hal  yang  vital untuk keberhasilan proyek pengembangan sistem pada akhirnya.

b. Pendekatan Terstruktur
Pendekatan terstruktur akan dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang  dibutuhkan  dalam  pengembangan  sistem,  sehingga  hasil  akhir  dari  sistem yang  dikembangkan  akan  didapatkan  sistem  yang  strukturnya  didefinisikan dengan   baik   dan   jelas.   Melalui  pendekatan  struktur,permasalahan yang  kompleks  dalam  organisasi  dapat  dipecahkan  dan  hasil  dari    produktifitas dan kualitasnya lebih baik ( bebas kesalahan ).
Keuntungan pendekatan terstruktur :
Mengurangi kerumitan masalah
Konsep mengarah pada sistem yang ideal
Standarisasi
Orientasi kemassa datang
Mengurangi ketergantungan pada desainer
Kekurangan:
SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD.
Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterasi (waterfall)
Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.

c. Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach)
Pendekatan   ini   dimulai   dari   level   bawah   organisasi,   yaitu   level operasional   dimana   transaksi   dilakukan.   Pendekatan   ini   dimulai   dari perumusan  kebutuhan-kebutuhan  untuk  menangani  transaksi  dan  naik  ke level  atas  dengan  merumuskan  kebutuhan  informasi  berdasarkan  transaksi tersebut.  Pendekatan  ini  ciri-ciri  dari  pendekatan  klasik.  Pendekatan  dari bawah ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah  data  analysis,  karena  yang  menjadi  tekanan  adalah  data  yang  akan diolah  terlebih  dahulu,  informasi  yang  akan  dihasilkan  menyusul  mengikuti datanya.

d. Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)
Pendekatan  Dari  Atas  Ke  Bawah  (Top-down  Approach)    dimulai  dari level atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan  mendefinisikan  sasaran  dan  kebijaksanaan  organisasi.  Langkah selanjutnya  dari  pendekatan  ini  adalah  dilakukannya  analisis  kebutuhan informasi.  Setelah  kebutuhan  informasi  ditentukan,  maka  proses  turun  ke pemrosesan  transaksi,  yaitu  penentuan  output,  input,  basis  data,  prosedur-prosedur   operasi   dan   kontrol.   Pendekatan   ini   juga   merupakan   ciri-ciri pendekatan  terstruktur.  Pendekatan  atas-turun  bila  digunakan  pada  tahap analis  sistem  disebut  juga  dengan  istilah  decision  analysis,  karena  yang menjadi  tekanan  adalah  informasi  yang  dibutuhkan  untuk  pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan.

e. Pendekatan Sepotong (piecemeal approach)
Pengembangan   yang   menekankan   pada   suatu   kegiatan/aplikasi tertentu  tanpa  memperhatikan  posisinya  di  sistem  informasi  atau  tidak memperhatikan  sasaran  organisasi  secara  global  (memperhatikan  sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja).

f. Pendekatan Sistem (systems approach)
Memperhatikan  sistem  informasi  sebagai  satu  kesatuan  terintegrasi untuk    masing-masing    kegiatan/aplikasinya    dan    menekankan    sasaran organisasi secara global.

g. Pendekatan Sistem menyeluruh (total-system approach)
Pendekatan   pengembangan   sistem   serentak   secara   menyeluruh, sehingga menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).

h. Pendekatan Moduler (modular approach)
Pendekatan  dengan  memecah  sistem  komplek  menjadi  modul  yang sederhana, sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat waktu, mudah dipelihara (ciri terstruktur)

i. Pendekatan Lompatan jauh (great loop approach)
Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak  menggunakan teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi,  terlalu mahal, sulit dikembangkan karena terlalu komplek.

j. Pendekatan Berkembang (evolutionary approach)
Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi  yang  memerlukan  saja  dan  terus  dikembangkan  untuk  periode berikutnya mengikuti kebutuhan dan teknologi yang ada.

2.4 Fungsi SDLC
Untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam fase fase utama dalam SDLC, yaitu:

Perencanaan : Mengapa Mengembangkan Sistem?

Analisis : Siapa, apa, kapan dan dimana sistem diterapkan?

Perancangan : Bagaimana kerja sistem?

Implementasi : Bagaimana Sistem Dipasang/diinstall?

2.5 Pemeliharaan Sistem
􀂄 Corrective – memperbaiki desain dan error
pada program
􀂄 Adaptive – memodifikasi sistem untuk
beradaptasi dengan perubahan lingkungan
􀂄 Perfective – Melibatkan sistem untuk
menyelesaikan masalah baru atau
mengambil kesempatan (penambahan fitur)
􀂄 Preventive – Menjaga sistem dari
kemungkinan masalah di masa yang akan
datang

2.6 Daftar  Istilah Penting
1) Systems development (Pengembangan sistem)
2) System Development Life Cycle / SDLC (Siklus hidup pengembangan sistem)
3) waterfall approach (pendekatan air terjun) dalam  pengembangan dan
penggunaan sistem.
4) System  design (perancangan sistem)
5) Structured  design (rancangan terstruktur)
6) data flow diagram (diagram arus data)
7) System Implementation (penggunaan sistem)
8) Hierarchy Input Process Output   ( HIPO)
9) Data Dictionary  ( Kamus data)
10) Data Flow Diagram  (Diagram Alir Data )
11) Decission Table  ( Tabel Keputusan )
12) Program Evaluation and Review Techniques ( Jaringan proyek )
13) Sytems Flowchart (Diagram alir sistem )



BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan

Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle / SDLC) merupakan suatu bentuk pengembangan yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebut untuk proses pengembangannya. Siklus hidup pengembangan sistem  , merupakan proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informal yang berbasis komputer.
Pada  dasarnya siklus hidup pengembangan sistem informasi terdapat   5 (lima) tahapan, yaitu :   Perencanaan Sistem ( Systems Planning);  Analisis Sistem  (System Analysis);   Perancangan Sistem (System Design);  Implementasi Sistem (System Implementation); Penggunaan sistem (System Utilization)
System Development life cycle sangat diperlukan oleh para programer di indonesia untuk mengembangkan suatu applikasi sehinnga terbentuk applikasi yang dapat memenuhi segala kebutuhan masyarakat luas.


DAFTAR PUSTAKA
Sumber:
http://sinformasi.worpress.com/sdlc
http://edomz.wordpress.com/metodepengembangansistemsdlc
http://saifulrahman.lecture.ub.ac.id/?s=pendekatan++membangun+sistem

No comments:

Post a Comment

Fakta-Fakta Tentang Otak dan Tips Bijak Manajemen Otak Agar Bekerja Optimal

CARA BIJAK MANAJEMEN OTAK GELOMBANG OTAK Berdasarkan pengukuaran dengan menggunakan alat ukur yang disebut EEG (electro encephalograph...