Friday, 16 October 2015

Pengertian dan Fungsi Pendidikan Karakter Bangsa Menurut Para Ahli

 Pengertian dan Masalah pentingnya pendidikan karakter bangsa serta fungsi dan tujuan pendidikan moral bagi para generasi muda, pelajar dan anak usia dini.




1.1 Interpretasi Pemahaman Karakter
Istilah karakter jika pahami sesungguhnya menimbulkan ambiguitas.
Asal kata karakter berasal dari bahasa yunani “karaso” (“cetak biru,format dasar,sidik seperti dalam sidik jari”).
            Menurut Moenier sebagai mana dilansir oleh Doeni Koesuma mengatakan bahwa tentang ambiguitas terminologi karakter bisa di pahami dengan 2 pendekatan interpretasi. Pertama,sebagai sekumpulan kondisi yang telah diberikan begitu saja atau telah ada begitu saja, yang lebih kurang di paksakan dalam diri kita. Karakter jenis ini sudah ada sejak manusia di ciptakan (given). Kedua, karakter juga bisa di pahami sebagai tingkat kekuatan melalui seorang individu mampumenguasai kondisi tersebut. Karakter jenis ini yakni sebagai sebuah proses yang di kehendaki (willed) oleh manisia.
            Melalui hal diatas manusia dapat keterbatasan diri, potensi-potensi serta kemungkinan-kemungkinan bagi perkembangan manusia. Artinya , tipologi jenis pertama yang lebih menekankan penerimaan kondisi natural (given) kurang pas bagi manuisia tetapi cara ini hanya salah satu cara saja dalam menilai karakter.
            Orang yang memiliki karakter kuat adalah mereka yang tidak mau dikuasai oleh  sekumpulan realitas yang telah ada begitu saja. Ia tidak mau di kuasai oleh kondisi kodratinya yang menghambat pertumbuhan. Sebaliknya ia menguasainya dan mengembangkannya demi kesempurnaan kemanusiannya. Sedangkan orang yang memiki lemah adalah orang yang tuduk pada sekumpulan kondisi yang telah diberikan kepadanya tanpa dapat menguasainya. Salah satu kelemahan orang yang karakternya lemah ia bisa jatuh dalam sikap fatalisme. Ungkapan umum karakter orang yang paham seperti ini adalah, “karakter saya memang demikian , mau apalagi”.  “saya seperti ini sudah dari sononya”.

            Jika kita pahami lebih jauh paham ini sangat tidak produktif bagi kemajuan nilai-nlai kemnusiaan karena seolah-olah semua perbutan manusia ada di luar kendali diinya oleh karena itu tidak ada lagi gunanya untuk mengatasinya jadi manusia hanya seperti wayang yang di gerakan oleh dalangnya. Seingga paham fatalisme sangat kontra produktif dengan cita-cita sebuah pendidikan yang merupakan sebuah  investasi sadar dan tersrukur agar manusia memililki kebebasan dan membentuk dirinya berhadapan dengan determinasi alam dalam dirinya.
            Karakter dapat di bedakan menjadi dua macam. Pertama, karakter sebagaimana yang kita lihat (character as seen) dan kedua, karakter sebagaimana yang dialami oleh manusia (character as experienced). Character as seen adalah karakter yang secara kasat mata  yang mempunyai kecenderungan adanya determinasi terus –menerus secara konsisten berupa kombinasi pola perilaku , kebiasaan, pembawaan.dll. sedangkan Character as experienced adalah sebuah karakter dimana manusia menjadi pelaku yang bertindak serta beraksi atas dunia diluar dirinya. Karakter ini memiliki unsur motivasidalam diri individu  dalam menerima atau menolak tekanan dari luar.artinya manusia dapat beraksi atas determinasi natural yang telah ia miliki  sejak ia lahir, baik iti keterbatasan fisik,psikologi,dll.



1.2 Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Karakter
            Ada beberapa prinsip yang bisa dijadikan panduan bagi sekolah dan universitas dalam menumbuhkembangkan  pendidikan karakter sebagai berikut :
1.    Karater dalam bentuk psiko-motorik yang menggerakan seorang untuk bertindak.
2.    Manusia mengukuhkan karakternya melalui setiap keputusan yang di ambilnya.
3.    Seseorang  yang berproses membentuk dirinya menjadi manusia yang baik, juga akan memilih cara-cara yang baik bagi pembentukan dirinya.
4.    Jangan pernah mengambil perilaku buruk dari  yang dilakukan oleh orang alin sebagai patokan bagi dirimu.



1.3. Metodologi Pendidikan Karakter
        1. Mengajarkan
         Bagi Doeni Koesuma, pendidikan karakter mengandaikan pengetahuan teoritis tentang konsep nilai-nilai tertentu. Nilai yang di maksud adalah kebaikan, keadilan, kejujuran dan kandungan nilai itu sendiri. Tetapi ada juga sebagian besar orang yang secara konseptual tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan perilaku baik, namun ia mampu mengimplikasikakannya dalam kehidupan mereka tanpa ia sadari sebelumnya.
 Sebaliknya , parilaku seseorang banyak di tuntun oleh pengertiian dan pemahaman. Hal ini lebih ngengandaikan kedewasaan seseorang tentang makna konseptual tentang norma perilaku dengan kebebasannya yang di tuntut lewat pengetahuan empiris dan rasionalis sebagai mahluk yang berpikair.
          Di sinilah , salah satu unsu penting dalam pendidikan karekter  yaitu mengajarkan nilai-nilai sehingga anak didik memiliki gagasan konseptual tentang nilai-nalia perilaku yang di kembangkan dalam kehidupan mereka. Sebab setiap manusia akan banyak belajar dari pemahaman dan pengertian tentang nilai-nilai yang di pahami oleh para guru dan pendidik dalam setiap interaksi dengan mereka.




No comments:

Post a Comment

Fakta-Fakta Tentang Otak dan Tips Bijak Manajemen Otak Agar Bekerja Optimal

CARA BIJAK MANAJEMEN OTAK GELOMBANG OTAK Berdasarkan pengukuaran dengan menggunakan alat ukur yang disebut EEG (electro encephalograph...