Thursday 8 October 2015

CONTOH MAKALAH ATAU PROPOSAL PENELITIAN LAPANGAN

MAKALAH PENELITIAN TUKANG BECAK

makalah penelitian lapangan merupakan makalah yang di susun dari observasi di lapangan dan mengambil objek . makalah penelitian ini di buat untuk melengkapi tugas akhir mata kuliah agama. semoga makalah peneletian ini bisa bermanfaat.


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
            Makalah ini penulis susun guna melengkapi tugas akhir mata kuliah Agama. Makalah ini berjudul “Semangat Baja Tukang Becak ”. Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan juga banyak kenikmatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tidak ada kendala yang berarti.
             Kepada semua pihak terutama dosen pembimbing Bapak Junaidi, S, Ag, M.Hum. M.kom , keluarga serta semua teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyusunan makalah ini, penulis sampaikan penghargaan yang sebesar besarnya.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu penulis meminta maaf atas segala kekurangan tersebut dan penulis sangat mengharapkan sumbangan pikiran ,kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan selanjutnya.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memenuhi harapan dan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menjadi sumber inspirasi.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Yogyakarta,11 Desember 2013

                                                                                                
                                                                                                                      (NAMA PENULIS)




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I  PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
     1.1 Latar belakang................................................................................................................... 1
BAB II
HASIL PENELITIAN................................................................................................... 2
    
2.1 Wawancara Lapangan Dengan Narasumber...................................................................... 2
             
A. Wawancara oleh Saya (M.Hidayattudin).................................................................. 2
              
B. Wawancara oleh Fajar Nugroho................................................................................. 4
             
C. Wawancara oleh M. Masro Ainun Najib.................................................................... 5
             
D. Wawancara oleh M. Miftahul Huda.......................................................................... 7
              E.Wawancara oleh Davit Manggala P............................................................................ 9
               F. Wawancara oleh Eko Nur Fahrudin......................................................................... 11
     2.2 Analisis............................................................................................................................ 12
BAB III PENUTUP................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 1
3
3.2 Saran................................................................................................................................ 13
3.3 Foto-foto.......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 16


BAB I
PENDAHULUAN
1.1            . LATAR BELAKANG
TUKANG BECAK  adalah salah satu profesi yang sudah ada sejak zaman dahulu dan merupakan salah satu profesi tradisional yang masih ada dan masih banyak orang yang menekuninya di zaman yang serba canggih saat ini, dimana kemajuan teknologi sudah masuk ke berbagai bidang dan menjadikan pekerjaan semakin mudah dan efisien. Mereka berjuang mencari nafkah untuk keluarga di tengah kemajuan jaman yang semakin pesat dan seakan menjadi terus menghimpit mereka yang membuat para tukang becak semakin tersingkir dan di pandang sebelah mata serta mulai di tinggalkan karena di zaman sekarang ini mobil-mobil mewah berserakan di jalan raya, sepeda motor sudah menjadi kendaraan wajib di setiap rumah bahkan jalan yang ada seakan tidak mampu menampung kendaraan pribadi yang ada. Walapun dengan kondisi demikian  profesi tukang becak tetap di tekuni walau hasil tidak seberapa karena  para tukang becak  ini tidak memiliki ketrampilan lain.
Hal itu lah yang membuat kami tertarik untuk menjadikan tukang becak menjadi objek penelitian kami karena mereka bekerja dengan penuh kerja keras dan penuh pengorbanan jiwa dan raga. Mereka melakukan pekerjaannya dengan iklas, penuh semangat dan mereka menikmati pekerjaan menjadi tukang becak. Mereka masih berjuang untuk bertahan hidup di tengah zaman globalisasi dan berbagai himpitan ekonomi yang semakin kompleks. . Namun hal seperti itu tak manciutkan semangat mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, meskipun upah tak seberapa, mereka tetap selalu bersyukur kepada Sang Pencipta atas rezeki yang mereka dapatkan, mereka selalu tersenyum, dan terus semangat.
Itulah yang menjadi latar belakang kami memilih tukang becak untuk kami lakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini.



BAB II
HASIL PENELITIAN
2.1. WAWANCARA LAPANGAN DENGAN NARASUMBER
   
 A. Wawancara oleh Saya ( M. Hidayattudin )
Saya          : Maaf pak mengganggu, boleh wawancara sebentar , ada tugas dari kampus.
Pak Triono : Boleh .
Saya          : Nama bapak siapa?
Pak Triono : Triono.
Say
a          : Umur bapak berapa?
Pak Triono : 48 tahun.
Saya
          : Alamat rumahnya mana pak?
Pak Triono : Bantul.
Saya
          : Pendidikan terakhir bapak apa?
Pak Triono : SD
Saya
          : Sudah menikah pak?
Pak Triono : Sudah mas.
Saya
          : Punya anak berapa ?
Pak Triono : Dua mas, perempuan semua.
Saya
          :  Kelas berapa anak bapak?
Pak Triono : Yang satu sudah menikah, satunya kerja.
Sa
ya          :  Pekerjaan istri bapak apa?
Pak Triono : Tani.
Saya
          : Sudah berapa lama bapak menjadi tukang becak?
Pak Triono : 24 tahun.
Say
a          : Sebelum menjadi tukang becak , apakah bapak mempunyai pekerjaan lain ?
Pak Triono : Ada mas, Tani.
Saya
          : Hari ini sudah narik berapa kali pak?
Pak Triono : Belum mas, baru datang.
Say
a          : Dari jam berapa sampai jam berapa bapak narik becak ?
Pak Triono : Dari jam 10 pagi sampai jam 4 sore mas.
Saya
          : Sehari rata-rata  dapat berapa penumpak pak ?
Pak Triono : Dapat tiga sampai empat orang.
Saya
          : Kalau boleh tau, sehari penghasilan bapak berapa ?
Pak Triono : Dua puluh lima ribu mas, kadang ga dapet .
Saya
          : Mengapa bapak memilih menjadi tukang becak ?
Pak Triono : Cuma bisanya mbecak, sekolah saja Cuma sampai SD.
Saya
          : Darimana bapak mendapat modal becak?
Pak Triono : Dikit dikit ngumpulin.
Saya
          : Berarti becaknya milik sendiri pak ?
Pak Triono : Iya .
Saya
          : Apa pendapat bapak mengenai pekerjaan bapak sekarang?
Pak Triono : Belum Puas mas.
Saya
          :  Dalam seminggu narik becak berapa hari pak?
Pak Triono : Tiga sampai empat hari.
Saya
          : Kalo tidak narik becak ,di rumah kerja apa pak?
Pak Triono : ya.. di rumah tani.
Saya
          : Punya sawah sendiri pak?
Pak Triono : Punya.
Saya
          : Apakah dengan penghasilan segitu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan
 
                   sehari-hari keluarga bapak?
Pak Triono : Belum cukup
Saya
          : Adakah keinginan untuk beralih profesi?
Pak Triono : Sudah tua mas, tetep jadi tukang becak saja, mau kerja apa sekolah Cuma SD.
Say
a          : Selama ini apa ada kendala dalam menjadi tukng becak?
Pak Triono : Tidak ada kendala.
Say
a          : Apa ada persaingan dengan tukang becak lain? Misal berebut penumpang
Pak Triono : Tidak ada kendala mas.
Say
a          : Pernah mengalami kejadian buruk tadak pak?
Pak Triono : Sering mas, Penumpang ga bayar. Di suruh penumpang nunggu di pasar palah
                  
  ga balik lagi.
Sa
ya          : Suka duka menjadi tukang becak apa pak ?
Pak Triono : Sukanya ya kalo dapat penumpang dan disini banyak temannya, dukanya ya ga
                  
   dapat penumpang.
S
aya          : Apakah ada pelanggan setia pak ?
Pak Triono : Ada mas sebulan sekali, seorang pensiunan.
Saya
          : Misalnya ada pekerjaan lain yang penghasilannya lebih besar dari mbecak
                  
  bapak mau tidak?
Pak Triono : Ya mau.
Say
a          : Misalnya bapak di kasih modal. Mau di apakan modal itu pak?
Pak Triono : Buat usaha kecil-kecilan di rumah.
Saya
          : Pernah ada penertiban dari polosi pak ?
Pak Triono : Pernah dari satpol PP. Kan ini jalur satu arah. Nah kadang ga boleh kalo
                  
  mbecak melawan arah.
S
aya          : Apa harapan bapak untk kedepannya?
Pak Triono : Ya.. Daptat rejeki yang cukup.
Say
a          : Apa yang diinginkan bapak untuk masa depan anak-anak bapak?
Pak Triono : Moga moga anak jangan seperti bapaknya. Hidupnya lebih baik.
Saya
          : Cukup sekian pak wawancaranya. Terimakasih banyak pak.
Pak Triono : Oh.. iya mas, sama-sama.

B. Wawancara oleh Fajar Nugroho
Fajar       : Nama bapak siapa?
Pak Tijo : Sutijo biasa dipanggil Tijo
Fajar       : Umur bapak berapa?
Pak Tijo : Umur saya 57 tahun
Fajar       : Alamat rumah bapak dimana?
Pak Tijo : Di bantul
Fajar       : Pendidikan terakhir bapak apa?
Pak Tijo : Cuma sampai SD mas.
Fajar       : Istri dan anak bapak berapa?
Pak Tijo : Istri saya sudah almarhum satu tahun yang lalu, anak saya 5, cewe  2 cowo 3.
Fajar       : Sudah berapa lama bapak bekerja?
Pak Tijo : Sudah sekitar 30 tahun mas.
Fajar       : Sebelum bapak menjadi tukang becak, apakah bapak pernah punya pekerjaan lain?
Pak Tijo : Saya dulunya dagang bakso
Fajar       : Selain menjadi tukang becak apakah bapak punya pekerjaan lain?
Pak Tijo : Ada mas, kalau di rumah saya sebagai dalang tingling
Fajar       : Bapak narik becak dari jam berapa sampai jam berapa?
Pak Tijo : Dari jam 6 pagi sampai jam 3 sore.. kan rumah jauh di bantul jadi kesininya lama.
Fajar       : Rata-rata sehari dapat berapa penumpang?
Pak Tijo : Kadang 5 orang. Tidak pasti mas
Fajar       : Rata-rata sehari dapat penghasilan berapa?
pak
Tijo : Sekitar 50 ribu tidak menentu.
Fajar       : Apakah penghasialan segitu cukup?
Pak Tijo : Ya cukup. Kan di kasih rejekinya segitu. Kan anak sudah berkeluarga semua.
Fajar       : Pendapat bapak mengenai tukang becak sekarang itu gimana?
Pak Tijo : Sekarang makin sulit penumpang karena sekarang sudah banyak angkutan umum.
Fajar       : Adakah keinginan untuk beralih profesi?
pak
Tiijo : Ngga ada, Karena saya suka mbecak, karena kerjanya santai, ga di suruh-suruh
Fajar       : Apakah ada kendala dlm menja ditukang becak ?
Pak Tijo : Nggak ada e mas karena sudah ada paguyuban jadi ya aman.
Fajar       : Pernah mengalami hal buruk?
Pak Tijo : Pernah, jatuh dari becak dulu, ini jadi di pinggang ada syaraf yang terjepit. Dulu di
                suruh operasi tapi saya takut jadi tak biarkan.
Fajar       : Misal di kasih modal mau di apakan modal itu?
Pak Tijo : Mau jualan
Fajar       : Dalam seminggu bapak bekerja berapa hari?
Pak Tijo : Dua hari, sudah tua ga kuat tenaganya.
Fajar       : Darimana bapak memiliki modal becak?
Pak Tijo : Di beri orang, di suruh pake tapi ga boleh d jual.
Fajar       : Apa harapan bapak untuk ke depan?
Pak Tijo : Ya namanya sudah tua, maunya sehat terus
Fajar       : Cukup pak. Terima kasih banyak
C. Wawancara oleh M. Masro Ainun Najib

Najib                 : Siapa namanya pak ?
Bapak Gianto    : Gianto
Najib                 : Alamat ?
Bapak Gianto    : Gondolayu Lor
Najib                 : Kalau keluarga ? punya istri pak ?
Bapak Gianto    : Punya
Najib                 : Anak?
Bapak Gianto    : Anak 4
Najib                 : Kalau bapak pendidikan terakhir apa ?
Bapak Gianto    : Saya smp
Najib                 : Bapak sejak kapan bekerja sebagai tukang becak ?
Bapak Gianto    : Sudah lama, sekitar 20 tahun
Najib                 : Kenapa kok memilih sebagai tukang becak ?
Bapak Gianto    : Ndak ada kerjaan lain, ndak punya ketrampilan
Najib                 : Pekerjaan sebelumnya sebelum tukang becak ada ?
Bapak Gianto    : Ada, jualan, jualan pakaian bangkrut mas, di Jakarta waktu tahun 86
Najib                 : Penyebabnya itu apa
Bapak Gianto    : Penyebabnya ya rekan relasi kavbur bawa uang
Najib                 : Setiapa hari narik becak
Bapak Gianto    : Ya narik
Najib                 : Dari jam berapa
Bapak Gianto    : Kalau saya dari pagi sampai sore
Najib                 : Ada pekerjaan lain ndak
Bapak Gianto    : kalau pekerjaan lain ndak ada, Cuma istri saya usaha
Najib                 : Usaha apa ?
Bapak Gianto    : Jualan
Najib                 : Pendapatanya perhari ?
Bapak Gianto    : Kalau perhari tidak menentu mas, tidak bisa dirata-rata, kira-kira satu minggu dua ratus lah
Najib                 : Kalau keadaan keluarga kecukupan ndak pak ?
Bapak Gianto    : Ya sementara ini sudah cukup karena sudah pada gede anak saya
Najib                 : Sudah pada nikah semua ?
Bapak Gianto    : Yang nikah satu, yang masih sekolah satu, smp
Najib                 : Yang lain sudah bekerja ?
Bapak Gianto    : Yang lain sudah bekerja
Najib                 : Tempat mangkal selalu disini ?
Bapak Gianto    : Saya mangkalnya di hotel Phoenik
Najib                 : Ndak disini ?
Bapak Gianto    : Ndak, disini nunggu penumpang
Najib                 : Kalau persaingannya gimana pak kalau tukang becak ?
Bapak Gianto    : Kalau dipaguyuban ndak ada persaingan
Najib                 : Ada paguyubannya ya ?
Bapak Gianto    : Ada
Najib                 : Namanya apa pak ?
Bapak Gianto    : Mitra pandu wisata
Najib                 : Jadi seluruh tukang becak itu ikut ke paguyuban ini ?
Bapak Gianto    : Ya ikut ke paguyubannya masing-masing, sendiri-sendiri mas
Najib                 : Ada banyak paguyuban ?
Bapak Gianto    : Ada grupnya sendiri-sendiri, agar ndak pada berantem, tapi kalau saya lebih diatur mas
Najib                 : Di hotel ?
Bapak Gianto    : Kalau dihotel diatur, karena tidak boleh seenaknya sendiri
Najib                 : Kalau suka dukanya menjadi tukang becak apa pak ?
Bapak Gianto    : Suka dukanya kalau ndak narik itu, kalau sepi
Najib                 : Ada ndak pengalaman yang tak terlupakan jadi tukang becak ?
Bapak Gianto    : Pengalaman tak terlupakan ya kebanyakan mendapatka tamu yang ramah, baik dan ngasih rejeki yang banyak, itu aja
Najib                 : Ada ndak keinginan beralih profesi
Bapak Gianto    : Ada sih ada, tetapi semenjak saya masih kuat tenaga saya mending tukang becak karena bebas, alih profesi sih ada, tapi itu cita-cita yang dilupakan saja.
Najib                 : Misalnya kalau ada modal mau usaha apa ?
Bapak Gianto    : Ya kalau ada modal sih mending mau meningkatkan usaha istri saya
Najib                 : Kalau impian bapak apa ?
Bapak Gianto    : Ya impian saya cuman supaya hidup tenang saja, kecukupan ndak      kekurangan
Najib                 : Kalau harapan kepada keluarga atau anak ?
Bapak Gianto    : Supaya anak mendapatkan pekerjaan yang baik harapan saya, bisa mapan
Najib                 : Pernah mendapatkan bantuan pemerintah ndak
Bapak Gianto    : Semenjak ini saya belum, selain bantuan gempa bumi
Najib                 : Kalau BLT ?
Bapak Gianto    : BLT dapet
Najib                 : kalau harapan kepada pemerintah apa pak ?
Bapak Gianto    : Kalau harapan kecil kepada pemerintah ya cuman kebutuhan pokok biar murah aja.
Najib                 : Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ya pak
Bapak Gianto    : Ya seperti itu
Najib                 : Cukup pak.Terimakasih Banyak pak.
Bapak                : Iya mas. Sama-sama




D. Wawancara oleh M. Miftahul Huda

Huda               : Maaf pak menganggu waktunya sebentar, boleh tanya-tanya sebentar ya pak.
                          
ada tugas dari kampus.
Pak Surajo       : Iya gak papa
Huda               : Nama bapak siapa pak?
Pak Surajo       : Surajo
Huda
               : Umur berapa pak?
Pak surajo        : Umur 50 tahun
Huda
               : Maaf pak sebelumnya, agamanya apa pak?
Pak surajo        : Islam
Huda
               : Alamat rumahnya mana pak?
Pak surajo        : Rumahnya pendowo, Bantul
Huda
               : Pendidikan terakhir apa pak?
Pak Surajo       : SD
Huda
               : Sudah berkeluarga pak?
Pak surajo        : Sudah
Huda
               : punya anak berapa pak?
Pak surajo        : Empat
Huda
               : anaknya masih sekolah atau sudah kerja pak?
Pak Surajo       : sudah kerja semua
Huda
               : Istri dirumah kerja juga pak?
Pak Surajo       : Kerja diluar negeri
Huda
               : Oh, TKW ya pak, itu udah berapa lama pak?
Pak surajo        : Belum lama ini, bari sekitar 3 bulanan
Huda
               : Bapak sendiri sudah mbecak berapa lama pak?
Pak Surajo       : Sekitar 10 tahun
Huda
               : Sebelum jadi tukang becak pernah kerja yang lain pak?
Pak surajo        : Pernah jadi kuli bangunan ,sekitar 10 tahun
Huda
               : Jadi tukang becak penghasilan sehari rata-rata berapa pak?
Pak surajo        : Sekitar 50rb
Huda
               : Sehari itu kira-kira narik berapa kali pak?
Pak Surajo       : Ya gak menentu mas, bisa 3x, bisa 4x , ya gak tentu mas, ya rata-rata 4 gitu
Huda
               : Itu tiap hari narik atau hari hari tertentu saja pak?
Pak Surajo       : Setiap hari narik
Huda
               : Hari ini udah narik berapa kali pak?
Pak Surajo       : Satu kali
Huda
               : kok jadi tukang becak pak, gak kerja yang lain aja?
Pak Surajo       : Kalo sekarang males mas kerja yang lain, enakan jadi tukang becak,
                         
kalo yang lain kan masuk pagi pulang sore jadi males gitu
Huda
               : Oh kayak waktu kuli bangunan itu ya pak?
Pak Surajo       : Iya sudah bosan di bangunan

Huda
               : Kalo jadi kuli bangunan penghasilannya lebih banyak mana sama tukang
                          
becak pak?
Pak Surajo       : Ya sama aja, Cuma kalo mbecak kan enak, santai
Huda
               : Menurut bapak, cukup gak penghasilan jadi tukang becak?
Pak surajo        : Ya cukup gak cukup lah gtu, tergantung ekonominya gimana. Ya kalo dipikir
                          
Kurang ya emang kurang tapi ya kalo hasilnya gitu ya kita syukuri aja.
Huda
               : Tapi sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga ya pak
Pak surajo        : iya sudah
Huda
               :  Ini becak ilik sendiri pak?
Pak Surajo       : Iya milik sendiri
Huda
               : Emang udah niat beli gitu ya pak, gak kaya yg lain kan ada yg nyewa
Pak surajo        : Ya gak tentu kadang ada yg nyewa kadan gada yg beli gitu
Huda
               : Kalo nyewa gimana pak?
Pak Surajo       : Kalo nyewa perharinya 3rb
Huda
               : Gak kepikiran kerja yang lain pak, kalo ada yang nawarin gitu?
Pak Surajo       : Oh nggak, kalo ada yg nawarin ya kalo boleh kasih anak saya aja
Huda
               : oh, kalo ada modal mau usaha mungkin pak?
Pak Surajo       : Kalo sekarang belum ada modal, istri saya jg gak ada juga dirumah
Huda
               : Di jogja sendiri menurut bapak pemerintah sudah memberi apa untuk tukang
                         
becak?          
Pak surajo        : Belum
Huda
               : Jadi belum merasa diperhatikan ya pak sama pemerintah?
Pak Surajo       : Belum, oh ya kalo ada modal sih pingin usaha bengkel las gitu,     
                         
Dulu lama saya belajar las
Huda
               : Kedepannya pingin gimana pak harapanya untuk anak2 mungkin?
Pak Surajo       : Ya pingin anak anak dapet kerja tetap gitu
Huda
               : Kalo suka dukanya jadi tukang becak gimana pak?
Pak Surajo       : Ya kalo gak narik itu gak dapet uang
Huda
               : Bapak nyesel gak jadi tukang becak?
Pak Surajo       : Oh nggak
Huda
               : Bapak merasa apa yang diberikan tuhan ini sudah cukup ya pak?
Pak surajo        : iya sudah cukup lah buat saya
Huda
               : Oh gitu ya, ya cukup ya pak gitu aja. Terimakasih banyak :D



E. Wawancara oleh Davaid Manggala P.

David              : Permisi pak, Boleh wawancara?
Pak Sugianto   : Boleh. Silahkan
David              : Nama Bapak siapa ?
Pak Sugianto   : Nama saya Gianto, nama lengkap atau tidak?
David              : Lengkap saja Pak.
Pak Sugianto   : Lengkapnya Sugianto
David              : Umur Bapak berapa ?
Pak Sugianto   : Saya 57 tahun.
David              : Tinggalnya dimana Pak ?
Pak Sugianto   : Tinggal di Bantul.
David              : Pendidikan terakhir ?
Pak Sugianto   : Pendidikan terakhir SD.
David              : Mengapa memilih sebagai pembecak ?
Pak Sugianto   : Bisanya Cuma becak karena mencari pekerjaan lulusan SD itu sulit.
David              : Apakah bapak senang dengan pekerjaan ini ?
Pak Sugianto   : Senang.
David              : Adakah pilihan kerja lain selama ini ?
Pak Sugianto   : Tidak ada, tetap pada tukang becak.
David              : Ada keluarga ?
Pak Sugianto   : Ada.
David              : Anggotanya siapa saja ?
Pak Sugianto   : Istri sudah meninggal, anak 3. 2 perempuan sudah menikah dan satu masih
                          kuliah di UIN.
David              : Suka dukanya dalam melakoni pekerjaan ini ?
Pak Sugianto   : Diambil senangnya aja.
David              : Awalnya bagaimana bisa bekerja sebagai pembacak ?
Pak Sugianto   : Ya, karena mencari pekerjaan sulit.
David              : Ide membecak apakah dari teman atau dari siapa?
Pak Sugianto   : Pertamanya itu dari teman.
David              : Bapak membecak setiap hari dari jam berapa, sampai jam berapa ?
Pak Sugianto   : Membecak dari pagi jam 8 sampai 4 sore.
David              : Ini becak milik sendiri atau gimana?
pak Sugianto   : Ini nyewa, setiap hari kita setor Rp 5.000.
David              : Hari ini sudah menarik berapa kali ?
Pak Sugianto   : Satu kali.
David              : Rata-rata perhari berapa penumpang ?
Pak Sugianto   : Becak mampu memuat 2 penumpang, biasanya 4 kali narik becak.
David              : Apakah sudah cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari ?
Pak Sugianto   : Sudah cukup.
David              : Kalau ramai pada waktu apa ?
Pak Sugianto   : Pada waktu liburan kalu paling ramai, ya seperti sekarang ini.

David              : Penumpang dari hari kehari semakin menuun atau naik ?
Pak Sugianto   : Saya rasa, penumpang semakin naik.
David              : Apakah ingin punya usaha lain, bila ada modal ?
Pak Sugianto   : Udah cukup membecak saja, karena mengingat usia, nanti saat usia 70 tahun
                          atau kalau anak saya sudah lulus dan bekerja, saya akan pensiun. Cuma
                          kurang membiaya anak satu itu.
David              : Harapan untuk kedepannya ?
Pak Sugianto   : Untuk anak atau siapa ?
David              : Ya, bisa.
Pak Sugianto   : Kalau untuk anak ya biar cepet lulus, terus cari kerja.
David              : Pernah ditertibkan Satpol PP atau Polisi ?
Pak Sugianto   : Pernah.
David              : Tapi Cuma di tertibkan ya Pak ?
Pak Sugianto   : Ya, Cuma ditertibkan.
David              : Cukup sekian, wawancaranya. Terimakasih Pak.
Pak Sugianto   : Ya. Sama-sama.


  

F. Wawancara oleh Eko Nur Fahrudin
Eko                  : Permisi Pak boleh tanya-tanya sebentar Pak buat tugas dari kampus
Pak Suyanto    : Nanya apa ya mas? 
Eko
                  : Sebelumnya, Dengan Bapak siapa?
Pak Suyanto    : Suyanto
Eko
                  : Umur bapak berapa?
Pak Suyanto    : 35 tahun
Eko
                  : Pendidikan terakhir Bapak?
Pak Suyanto    : Saya SMP
Eko
                  : Bapak tinggalnya di mana?
Pak Suyanto    : Tirto – Triharjo – Bantul
Eko
                  : Istri di rumah ya Pak?
Pak Suyanto    : Iya
Eko
                 : Istri di rumah kerjanya apa?
Pak Suyanto    : Ibu rumah tangga
Eko
                 : Anaknya berapa?
Pak Suyanto    : Satu
Eko
                  : Bapak sudah berapa lama jadi tukang becak?
Pak Suyanto    : Udah sejak 90-an sih mas, kira-kira 20 tahunan lebih
Eko
                  : Kenapa Bapak memilih jadi tukang becak?
Pak Suyanto    : Yah karena memang sudah tidak ada kerjaan lain
Eko
                  : Apakah menyenangkan jadi tukang becak?
Pak Suyanto    : Oh senang sekali saya mas
Eko
                  : Pernah ada kendala buruk gitu Pak?
Pak Suyanto    : Selama ini tidak ada
Eko
                  : Kalau boleh tahu pendapatan jadi tukang becak berapa Pak?
Pak Suyanto    : Yah tidak pasti mas, Rata-rata sih Rp 30.000,00 per hari
Eko
                 : Apakah cukup untuk keluarga di rumah?
Pak Suyanto    : Cukup
Eko
                  : Tiap hari pulang pergi ke bantul Pak?          
Pak Suyanto    : Oh tidak, Kalau Sabtu-Minggu tidak pulang karena ramai penumpang yang
                          
pada             liburan, Sambil buat nutupin hari Senin-Kamis yang sepi penumpang
Eko                 
: Harapanya apa Pak buat ke depannya?
Pak Suyanto    : Harapanya tukang becak laku
Eko
                 : Harapan untuk anaknya apa pak?
Pak Suyanto    : Bisa lebih baik dari orang tuanya
Eko
                  : Suka dukanya apa Pak selama jadi tukang becak?
Pak Suyanto    : Suka dukanya kalau ramai ya seneng kalau sepi ya susah
Eko
                  : Misalnya di kasih modal, ingin buka usaha apa Pak?
Pak Suyanto    : Paling Berdagang mas
Eko
                  : Terimakasih Bapak Suyanto atas waktunya maaf kalau kami mengganggu,
                          Sekali lagi terimakasih.


2.2. ANALISIS
                   Dari hasil observasi, saya menganalisa para tukang becak di kawasan malioboro pada dasarnya mereka bekerja dengan etos kerja yang sangat tinggi di mana mereka bersaing dengan bus, taksi, ojek  jenis angkutan kota lainnya yang semakin bayak tetapi ternyata para pengayuh becak ini tetap mampu bertahan di kota Jogja khususnya di kawasan malioboro sesuai tempat observasi kami. Tetapi terkadang profesi pengayuh becak sering di sepelekan orang, mereka di pandang sebelah mata karena di anggap menambah ke semrawutan jalan dan di sepelekan. Namun tak banyak yang tahu bahwa untuk menjadi tukang becak itu bukanlah hal yang mudah, tak hanya bermodalkan otot saja, mereka juga harus bermodal pengetahuan pula serta kemampuan interaksi yang baik dan juga berkorban jiwa. Mereka berkorban jiwa karena menjadi tukang becak harus memilki kesabaran yang tinggi baik saat mencari penumpang atau saat memperoleh hasil yang tak sesuai dengan jeri payah yang telah mereka keluarkan di tambah usia rata-rata para tukang becak yang sudah mulai senja.
                   Para pengayuh becak di kawasan malioboro berusaha keras dan sungguh-sungguh dalam usaha mendapatkan penumpang mulai pagi hingga sore hari. Padahal untuk mendapatkan penumpang bukanlah hal yang mudah mengingat di sana ada puluhan tukang becak lain belum lagi adanya moda transportasi lain yang beraneka ragam. Usaha keras dan sungguh-sungguh tukang becak tidak serta merta membuat mereka mendapatkan penumpang, tetapi di butuhkan perilaku kerja yang baik yakni bekerja dengan gigih dan menjung-jung tinggi etos kerja. Etos kerja merupakan sikap dan pandangan hidup individu atau kelompok terhadap kerja yang di pengaruhi oleh nila-nilai yang di yakini. Untuk itu, kerja keras dan kesungguhan pengayuh becak dalam bekerja harus di sertai keyakinan terhadap nilai-nilai yang di terapkan dalam sikap dan pandangan kerja, sehingga dapat menentukan kualias etos kerja yang di miliki pengayuh becak untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan yang terus menghimpit mereka seperti dimensi ekonomi dan dimensi sosial. Dalam agama islampun menganjurkan umatnya untuk bekerja dengan keras,ikhlas dan jujur dan melarang umatnya untuk meminta-minta. Dan ini talah di tunjukan oleh pengayuh becak di kawasan malioboro, walaupun penghasilan mereka tidak terlalu banyak dan kadang di sepelekan orang lain tetapi mampu menerapkan sikap etos kerja dengan baik, berbeda dengan para pemimpin kita yang sangat terhormat tetapi justru mereka menggerogoti uang rakyat tanpa rasa malu sedikitpun serta sibuk memperkaya diri mereka sendiri dan tidak memperdulikan nasib rakyat kecil seperti para tukang becak dan sebagainya. Mereka hanya bisa duduk manis di kursi mereka tanpa dapat mengaplikasiakanetos kerja dengan baik.


BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Setelah melakukan wawancara dan saya amati maka dapat di simpulkan bahwa:
·         para pengayuh becak di kawasan malioboro telah menerapkan sikap etos kerja yang menjunjung nilai-nilai luhur kerja yang baik. Terbukti dari para tukang becak ini memiliki sikap yang ramah, bekerja keras, bekerja dengan penuh semangat dan sungguh-sungguh,  serta bekerja dengan ikhlas dan jujur.
·         Keberadaan tukang becak masih di butuhkan oleh masyarakat, terbukti masyarakat masih membutuhkan becak untuk menempuh perjalanan jarak pendek serta masih eksisnya tukang becak di kawasan malioboro dan mampu bersaing sampai sekarang .
·         Adanya rasa solideritas yang sangat kuat antara para tukang becak yang di tandai tidak adanya saling berebut penumpang atau saling sikut dengan antara pengayuh becak yang satu dengan yang lainnya.
Apapun pekerjaannya asal kita iklas menjalaninya dan halal maka akan terasa menyenangkan. Kita manusia hanya dapat berusaha untuk menjemput riski karena sesungguhnya riski setiap manusia sudah ada dan telah di tentukan banyaknya oleh allah SWT , sekarang tinggal seberapa besar usaha kita untuk menjemput riski tersebut.
3.2. SARAN
·         Pemerintah lebih memperhatikan para tukang becak agar mereka tetap dapat bertahan dan tetap menjadi angkutan tradisonal yang unik.
·         Kita harus meniru semangat dan etos kerja tukang becak baik dalam mencari nafkah ataupun dalam kita belajar sebagai seorang mahasiswa.
·         Peranan emerintah sangat diperlukan untuk memberikan pembinaan bagi para pengemudi becak masih.Sejauh ini, banyak pengemudi becak yang belum memiliki kesadaran untuk mentaatiperaturan lalu lintas, sehingga sering menganggu ketertiban di jalan raya sertamembahayakan keselamatan penumpang atau pengemudinya sendiri


DAFTAR PUSTAKA


Junaidi, 2013, Pengantar  Studi  Agama, Yogyakarta, Empati Presr
                                                                                                  



No comments:

Post a Comment

Fakta-Fakta Tentang Otak dan Tips Bijak Manajemen Otak Agar Bekerja Optimal

CARA BIJAK MANAJEMEN OTAK GELOMBANG OTAK Berdasarkan pengukuaran dengan menggunakan alat ukur yang disebut EEG (electro encephalograph...