makalah penelitian lapangan merupakan makalah yang di susun dari observasi di lapangan dan mengambil objek . makalah penelitian ini di buat untuk melengkapi tugas akhir mata kuliah agama. semoga makalah peneletian ini bisa bermanfaat.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Makalah
ini penulis susun guna melengkapi tugas akhir mata kuliah Agama. Makalah ini berjudul “Semangat Baja Tukang Becak ”. Puji syukur penulis panjatkan atas
kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan juga banyak kenikmatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tidak ada kendala yang berarti.
Kepada semua pihak terutama dosen pembimbing Bapak Junaidi, S, Ag, M.Hum. M.kom , keluarga serta semua teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyusunan makalah ini, penulis sampaikan penghargaan yang sebesar besarnya.
Kepada semua pihak terutama dosen pembimbing Bapak Junaidi, S, Ag, M.Hum. M.kom , keluarga serta semua teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyusunan makalah ini, penulis sampaikan penghargaan yang sebesar besarnya.
Penulis
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu penulis meminta maaf atas segala kekurangan tersebut dan
penulis sangat mengharapkan sumbangan pikiran ,kritik dan saran dari para
pembaca demi penyempurnaan selanjutnya.
Mudah-mudahan
makalah ini dapat memenuhi harapan dan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
dapat menjadi sumber
inspirasi.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Yogyakarta,11 Desember 2013
(NAMA PENULIS)
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................................................
i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang................................................................................................................... 1
BAB II HASIL PENELITIAN................................................................................................... 2
2.1 Wawancara Lapangan Dengan Narasumber...................................................................... 2
A. Wawancara oleh Saya (M.Hidayattudin).................................................................. 2
B. Wawancara oleh Fajar Nugroho................................................................................. 4
C. Wawancara oleh M. Masro Ainun Najib.................................................................... 5
D. Wawancara oleh M. Miftahul Huda.......................................................................... 7
E.Wawancara oleh Davit Manggala P............................................................................ 9
F. Wawancara oleh Eko Nur Fahrudin......................................................................... 11
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang................................................................................................................... 1
BAB II HASIL PENELITIAN................................................................................................... 2
2.1 Wawancara Lapangan Dengan Narasumber...................................................................... 2
A. Wawancara oleh Saya (M.Hidayattudin).................................................................. 2
B. Wawancara oleh Fajar Nugroho................................................................................. 4
C. Wawancara oleh M. Masro Ainun Najib.................................................................... 5
D. Wawancara oleh M. Miftahul Huda.......................................................................... 7
E.Wawancara oleh Davit Manggala P............................................................................ 9
F. Wawancara oleh Eko Nur Fahrudin......................................................................... 11
2.2 Analisis............................................................................................................................ 12
BAB III PENUTUP................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 13
3.2 Saran................................................................................................................................ 13
3.3 Foto-foto.......................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 13
3.2 Saran................................................................................................................................ 13
3.3 Foto-foto.......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
. LATAR BELAKANG
TUKANG BECAK
adalah salah satu profesi yang sudah ada sejak zaman dahulu dan
merupakan salah satu profesi tradisional yang masih ada dan masih banyak orang
yang menekuninya di zaman yang serba canggih saat ini, dimana kemajuan
teknologi sudah masuk ke berbagai bidang dan menjadikan pekerjaan semakin mudah
dan efisien. Mereka berjuang
mencari nafkah untuk keluarga di tengah kemajuan jaman yang semakin pesat dan
seakan menjadi terus menghimpit mereka yang membuat para tukang becak semakin
tersingkir dan di pandang sebelah mata serta mulai di tinggalkan karena di
zaman sekarang ini mobil-mobil mewah berserakan di jalan raya, sepeda motor
sudah menjadi kendaraan wajib di setiap rumah bahkan jalan yang ada seakan
tidak mampu menampung kendaraan pribadi yang ada. Walapun dengan kondisi
demikian profesi tukang becak tetap di
tekuni walau hasil tidak seberapa karena
para tukang becak ini tidak
memiliki ketrampilan lain.
Hal itu lah yang membuat kami tertarik untuk menjadikan tukang
becak menjadi objek penelitian kami karena mereka bekerja dengan penuh kerja
keras dan penuh pengorbanan jiwa dan raga. Mereka melakukan pekerjaannya dengan
iklas, penuh semangat dan mereka menikmati pekerjaan menjadi tukang becak.
Mereka masih berjuang untuk bertahan hidup di tengah zaman globalisasi dan
berbagai himpitan ekonomi yang semakin kompleks. . Namun hal
seperti itu tak manciutkan semangat mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka, meskipun upah tak seberapa, mereka tetap selalu bersyukur kepada Sang
Pencipta atas rezeki yang mereka dapatkan, mereka selalu tersenyum, dan terus
semangat.
Itulah yang menjadi latar belakang kami memilih tukang becak untuk kami lakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini.
Itulah yang menjadi latar belakang kami memilih tukang becak untuk kami lakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini.
BAB
II
HASIL PENELITIAN
2.1. WAWANCARA LAPANGAN DENGAN NARASUMBER
A. Wawancara oleh Saya ( M. Hidayattudin )
A. Wawancara oleh Saya ( M. Hidayattudin )
Saya : Maaf
pak mengganggu, boleh wawancara sebentar , ada tugas dari kampus.
Pak Triono : Boleh .
Saya : Nama bapak siapa?
Pak Triono : Triono.
Saya : Umur bapak berapa?
Pak Triono : 48 tahun.
Saya : Alamat rumahnya mana pak?
Pak Triono : Bantul.
Saya : Pendidikan terakhir bapak apa?
Pak Triono : SD
Saya : Sudah menikah pak?
Pak Triono : Sudah mas.
Saya : Punya anak berapa ?
Pak Triono : Dua mas, perempuan semua.
Saya : Kelas berapa anak bapak?
Pak Triono : Yang satu sudah menikah, satunya kerja.
Saya : Pekerjaan istri bapak apa?
Pak Triono : Tani.
Saya : Sudah berapa lama bapak menjadi tukang becak?
Pak Triono : 24 tahun.
Saya : Sebelum menjadi tukang becak , apakah bapak mempunyai pekerjaan lain ?
Pak Triono : Ada mas, Tani.
Saya : Hari ini sudah narik berapa kali pak?
Pak Triono : Belum mas, baru datang.
Saya : Dari jam berapa sampai jam berapa bapak narik becak ?
Pak Triono : Dari jam 10 pagi sampai jam 4 sore mas.
Saya : Sehari rata-rata dapat berapa penumpak pak ?
Pak Triono : Dapat tiga sampai empat orang.
Saya : Kalau boleh tau, sehari penghasilan bapak berapa ?
Pak Triono : Dua puluh lima ribu mas, kadang ga dapet .
Saya : Mengapa bapak memilih menjadi tukang becak ?
Pak Triono : Cuma bisanya mbecak, sekolah saja Cuma sampai SD.
Saya : Darimana bapak mendapat modal becak?
Pak Triono : Dikit dikit ngumpulin.
Saya : Berarti becaknya milik sendiri pak ?
Pak Triono : Iya .
Saya : Apa pendapat bapak mengenai pekerjaan bapak sekarang?
Pak Triono : Belum Puas mas.
Saya : Dalam seminggu narik becak berapa hari pak?
Pak Triono : Tiga sampai empat hari.
Saya : Kalo tidak narik becak ,di rumah kerja apa pak?
Pak Triono : ya.. di rumah tani.
Saya : Punya sawah sendiri pak?
Pak Triono : Punya.
Saya : Apakah dengan penghasilan segitu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari keluarga bapak?
Pak Triono : Belum cukup
Saya : Adakah keinginan untuk beralih profesi?
Pak Triono : Sudah tua mas, tetep jadi tukang becak saja, mau kerja apa sekolah Cuma SD.
Saya : Selama ini apa ada kendala dalam menjadi tukng becak?
Pak Triono : Tidak ada kendala.
Saya : Apa ada persaingan dengan tukang becak lain? Misal berebut penumpang
Pak Triono : Tidak ada kendala mas.
Saya : Pernah mengalami kejadian buruk tadak pak?
Pak Triono : Sering mas, Penumpang ga bayar. Di suruh penumpang nunggu di pasar palah
ga balik lagi.
Saya : Suka duka menjadi tukang becak apa pak ?
Pak Triono : Sukanya ya kalo dapat penumpang dan disini banyak temannya, dukanya ya ga
dapat penumpang.
Saya : Apakah ada pelanggan setia pak ?
Pak Triono : Ada mas sebulan sekali, seorang pensiunan.
Saya : Misalnya ada pekerjaan lain yang penghasilannya lebih besar dari mbecak
bapak mau tidak?
Pak Triono : Ya mau.
Saya : Misalnya bapak di kasih modal. Mau di apakan modal itu pak?
Pak Triono : Buat usaha kecil-kecilan di rumah.
Saya : Pernah ada penertiban dari polosi pak ?
Pak Triono : Pernah dari satpol PP. Kan ini jalur satu arah. Nah kadang ga boleh kalo
mbecak melawan arah.
Saya : Apa harapan bapak untk kedepannya?
Pak Triono : Ya.. Daptat rejeki yang cukup.
Saya : Apa yang diinginkan bapak untuk masa depan anak-anak bapak?
Pak Triono : Moga moga anak jangan seperti bapaknya. Hidupnya lebih baik.
Saya : Cukup sekian pak wawancaranya. Terimakasih banyak pak.
Pak Triono : Oh.. iya mas, sama-sama.
Pak Triono : Boleh .
Saya : Nama bapak siapa?
Pak Triono : Triono.
Saya : Umur bapak berapa?
Pak Triono : 48 tahun.
Saya : Alamat rumahnya mana pak?
Pak Triono : Bantul.
Saya : Pendidikan terakhir bapak apa?
Pak Triono : SD
Saya : Sudah menikah pak?
Pak Triono : Sudah mas.
Saya : Punya anak berapa ?
Pak Triono : Dua mas, perempuan semua.
Saya : Kelas berapa anak bapak?
Pak Triono : Yang satu sudah menikah, satunya kerja.
Saya : Pekerjaan istri bapak apa?
Pak Triono : Tani.
Saya : Sudah berapa lama bapak menjadi tukang becak?
Pak Triono : 24 tahun.
Saya : Sebelum menjadi tukang becak , apakah bapak mempunyai pekerjaan lain ?
Pak Triono : Ada mas, Tani.
Saya : Hari ini sudah narik berapa kali pak?
Pak Triono : Belum mas, baru datang.
Saya : Dari jam berapa sampai jam berapa bapak narik becak ?
Pak Triono : Dari jam 10 pagi sampai jam 4 sore mas.
Saya : Sehari rata-rata dapat berapa penumpak pak ?
Pak Triono : Dapat tiga sampai empat orang.
Saya : Kalau boleh tau, sehari penghasilan bapak berapa ?
Pak Triono : Dua puluh lima ribu mas, kadang ga dapet .
Saya : Mengapa bapak memilih menjadi tukang becak ?
Pak Triono : Cuma bisanya mbecak, sekolah saja Cuma sampai SD.
Saya : Darimana bapak mendapat modal becak?
Pak Triono : Dikit dikit ngumpulin.
Saya : Berarti becaknya milik sendiri pak ?
Pak Triono : Iya .
Saya : Apa pendapat bapak mengenai pekerjaan bapak sekarang?
Pak Triono : Belum Puas mas.
Saya : Dalam seminggu narik becak berapa hari pak?
Pak Triono : Tiga sampai empat hari.
Saya : Kalo tidak narik becak ,di rumah kerja apa pak?
Pak Triono : ya.. di rumah tani.
Saya : Punya sawah sendiri pak?
Pak Triono : Punya.
Saya : Apakah dengan penghasilan segitu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari keluarga bapak?
Pak Triono : Belum cukup
Saya : Adakah keinginan untuk beralih profesi?
Pak Triono : Sudah tua mas, tetep jadi tukang becak saja, mau kerja apa sekolah Cuma SD.
Saya : Selama ini apa ada kendala dalam menjadi tukng becak?
Pak Triono : Tidak ada kendala.
Saya : Apa ada persaingan dengan tukang becak lain? Misal berebut penumpang
Pak Triono : Tidak ada kendala mas.
Saya : Pernah mengalami kejadian buruk tadak pak?
Pak Triono : Sering mas, Penumpang ga bayar. Di suruh penumpang nunggu di pasar palah
ga balik lagi.
Saya : Suka duka menjadi tukang becak apa pak ?
Pak Triono : Sukanya ya kalo dapat penumpang dan disini banyak temannya, dukanya ya ga
dapat penumpang.
Saya : Apakah ada pelanggan setia pak ?
Pak Triono : Ada mas sebulan sekali, seorang pensiunan.
Saya : Misalnya ada pekerjaan lain yang penghasilannya lebih besar dari mbecak
bapak mau tidak?
Pak Triono : Ya mau.
Saya : Misalnya bapak di kasih modal. Mau di apakan modal itu pak?
Pak Triono : Buat usaha kecil-kecilan di rumah.
Saya : Pernah ada penertiban dari polosi pak ?
Pak Triono : Pernah dari satpol PP. Kan ini jalur satu arah. Nah kadang ga boleh kalo
mbecak melawan arah.
Saya : Apa harapan bapak untk kedepannya?
Pak Triono : Ya.. Daptat rejeki yang cukup.
Saya : Apa yang diinginkan bapak untuk masa depan anak-anak bapak?
Pak Triono : Moga moga anak jangan seperti bapaknya. Hidupnya lebih baik.
Saya : Cukup sekian pak wawancaranya. Terimakasih banyak pak.
Pak Triono : Oh.. iya mas, sama-sama.
B. Wawancara oleh Fajar Nugroho
Fajar : Nama bapak siapa?
Pak
Tijo : Sutijo biasa dipanggil Tijo
Fajar : Umur bapak berapa?
Pak Tijo : Umur saya 57 tahun
Pak Tijo : Umur saya 57 tahun
Fajar : Alamat rumah bapak dimana?
Pak Tijo : Di bantul
Pak Tijo : Di bantul
Fajar : Pendidikan terakhir bapak apa?
Pak Tijo : Cuma sampai SD mas.
Pak Tijo : Cuma sampai SD mas.
Fajar : Istri dan anak bapak berapa?
Pak
Tijo : Istri saya sudah almarhum satu tahun
yang lalu, anak saya
5, cewe 2 cowo 3.
Fajar :
Sudah berapa
lama bapak bekerja?
Pak Tijo : Sudah sekitar 30 tahun mas.
Pak Tijo : Sudah sekitar 30 tahun mas.
Fajar : Sebelum bapak menjadi tukang becak, apakah bapak pernah punya pekerjaan
lain?
Pak
Tijo : Saya dulunya dagang bakso
Fajar : Selain menjadi tukang becak apakah bapak punya pekerjaan
lain?
Pak
Tijo : Ada mas, kalau di rumah
saya sebagai dalang tingling
Fajar : Bapak narik becak dari
jam berapa sampai jam
berapa?
Pak
Tijo : Dari jam 6 pagi sampai jam 3 sore.. kan rumah jauh di bantul jadi kesininya lama.
Fajar : Rata-rata sehari dapat berapa penumpang?
Pak
Tijo : Kadang 5 orang. Tidak pasti mas
Fajar : Rata-rata sehari dapat penghasilan berapa?
pak Tijo : Sekitar 50 ribu tidak menentu.
pak Tijo : Sekitar 50 ribu tidak menentu.
Fajar : Apakah penghasialan segitu cukup?
Pak
Tijo : Ya cukup. Kan di kasih rejekinya segitu. Kan anak sudah
berkeluarga semua.
Fajar : Pendapat bapak mengenai tukang becak sekarang itu gimana?
Pak
Tijo : Sekarang makin sulit penumpang karena sekarang sudah banyak angkutan umum.
Fajar : Adakah keinginan untuk beralih profesi?
pak Tiijo : Ngga ada, Karena saya suka mbecak, karena kerjanya santai, ga di suruh-suruh
pak Tiijo : Ngga ada, Karena saya suka mbecak, karena kerjanya santai, ga di suruh-suruh
Fajar : Apakah ada kendala dlm menja ditukang becak ?
Pak
Tijo : Nggak ada e mas karena sudah ada paguyuban jadi ya aman.
Fajar : Pernah mengalami hal buruk?
Pak
Tijo : Pernah, jatuh dari becak dulu, ini jadi di pinggang ada syaraf yang terjepit.
Dulu di
suruh operasi tapi saya takut jadi tak biarkan.
suruh operasi tapi saya takut jadi tak biarkan.
Fajar : Misal di kasih modal mau di apakan modal
itu?
Pak
Tijo : Mau jualan
Fajar : Dalam seminggu bapak bekerja berapa hari?
Pak
Tijo :
Dua hari, sudah tua ga kuat tenaganya.
Fajar : Darimana bapak memiliki modal becak?
Pak Tijo : Di beri orang, di suruh pake tapi ga boleh d jual.
Pak Tijo : Di beri orang, di suruh pake tapi ga boleh d jual.
Fajar : Apa harapan bapak untuk ke depan?
Pak Tijo : Ya namanya sudah tua, maunya sehat terus
Fajar : Cukup
pak. Terima kasih banyak
C. Wawancara oleh M. Masro
Ainun Najib
Najib :
Siapa namanya pak ?
Bapak
Gianto : Gianto
Najib :
Alamat ?
Bapak
Gianto : Gondolayu Lor
Najib :
Kalau keluarga ? punya istri pak ?
Bapak
Gianto : Punya
Najib : Anak?
Bapak
Gianto : Anak 4
Najib : Kalau bapak pendidikan terakhir apa ?
Bapak
Gianto : Saya smp
Najib :
Bapak sejak kapan bekerja sebagai tukang
becak ?
Bapak
Gianto : Sudah lama, sekitar 20 tahun
Najib : Kenapa kok memilih sebagai tukang becak ?
Bapak
Gianto : Ndak ada kerjaan lain, ndak punya
ketrampilan
Najib :
Pekerjaan sebelumnya sebelum tukang becak
ada ?
Bapak
Gianto : Ada, jualan, jualan pakaian bangkrut mas,
di Jakarta waktu tahun 86
Najib :
Penyebabnya itu apa
Bapak
Gianto : Penyebabnya ya rekan relasi kavbur bawa
uang
Najib : Setiapa hari narik becak
Bapak
Gianto : Ya narik
Najib :
Dari jam berapa
Bapak
Gianto : Kalau saya dari pagi sampai sore
Najib :
Ada pekerjaan lain ndak
Bapak
Gianto : kalau pekerjaan lain ndak ada, Cuma istri
saya usaha
Najib :
Usaha apa ?
Bapak
Gianto : Jualan
Najib :
Pendapatanya perhari ?
Bapak
Gianto : Kalau perhari tidak menentu mas, tidak
bisa dirata-rata, kira-kira satu minggu dua ratus lah
Najib :
Kalau keadaan keluarga kecukupan ndak pak
?
Bapak
Gianto : Ya sementara ini sudah cukup karena sudah
pada gede anak saya
Najib :
Sudah pada nikah semua ?
Bapak
Gianto : Yang nikah satu, yang masih sekolah satu,
smp
Najib :
Yang lain sudah bekerja ?
Bapak
Gianto : Yang lain sudah bekerja
Najib :
Tempat mangkal selalu disini ?
Bapak
Gianto : Saya mangkalnya di hotel Phoenik
Najib :
Ndak disini ?
Bapak
Gianto : Ndak, disini nunggu penumpang
Najib :
Kalau persaingannya gimana pak kalau
tukang becak ?
Bapak
Gianto : Kalau dipaguyuban ndak ada persaingan
Najib :
Ada paguyubannya ya ?
Bapak
Gianto : Ada
Najib :
Namanya apa pak ?
Bapak
Gianto : Mitra pandu wisata
Najib :
Jadi seluruh tukang becak itu ikut ke
paguyuban ini ?
Bapak
Gianto : Ya ikut ke paguyubannya masing-masing,
sendiri-sendiri mas
Najib :
Ada banyak paguyuban ?
Bapak
Gianto : Ada grupnya sendiri-sendiri, agar ndak
pada berantem, tapi kalau saya lebih diatur mas
Najib :
Di hotel ?
Bapak
Gianto : Kalau dihotel diatur, karena tidak boleh
seenaknya sendiri
Najib :
Kalau suka dukanya menjadi tukang becak
apa pak ?
Bapak
Gianto : Suka dukanya kalau ndak narik itu, kalau
sepi
Najib :
Ada ndak pengalaman yang tak terlupakan
jadi tukang becak ?
Bapak
Gianto : Pengalaman tak terlupakan ya kebanyakan
mendapatka tamu yang ramah, baik dan ngasih rejeki yang banyak, itu aja
Najib :
Ada ndak keinginan beralih profesi
Bapak
Gianto : Ada sih ada, tetapi semenjak saya masih
kuat tenaga saya mending tukang becak karena bebas, alih profesi sih ada, tapi
itu cita-cita yang dilupakan saja.
Najib :
Misalnya kalau ada modal mau usaha apa ?
Bapak
Gianto : Ya kalau ada modal sih mending mau
meningkatkan usaha istri saya
Najib :
Kalau impian bapak apa ?
Bapak
Gianto : Ya impian saya cuman supaya hidup tenang
saja, kecukupan ndak kekurangan
Najib :
Kalau harapan kepada keluarga atau anak ?
Bapak
Gianto : Supaya anak mendapatkan pekerjaan yang
baik harapan saya, bisa mapan
Najib :
Pernah mendapatkan bantuan pemerintah
ndak
Bapak
Gianto : Semenjak ini saya belum, selain bantuan
gempa bumi
Najib :
Kalau BLT ?
Bapak
Gianto : BLT dapet
Najib :
kalau harapan kepada pemerintah apa pak ?
Bapak
Gianto : Kalau harapan kecil kepada pemerintah ya cuman kebutuhan pokok biar murah aja.
Najib :
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ya
pak
Bapak
Gianto : Ya seperti itu
Najib :
Cukup pak.Terimakasih Banyak pak.
Bapak :
Iya mas. Sama-sama
D. Wawancara oleh M. Miftahul Huda
Huda : Maaf pak menganggu waktunya sebentar, boleh tanya-tanya sebentar ya pak.
ada tugas dari kampus.
Pak Surajo : Iya gak papa
Huda : Nama bapak siapa pak?
Pak Surajo : Surajo
Huda : Umur berapa pak?
Pak surajo : Umur 50 tahun
Huda : Maaf pak sebelumnya, agamanya apa pak?
Pak surajo : Islam
Huda : Alamat rumahnya mana pak?
Pak surajo : Rumahnya pendowo, Bantul
Huda : Pendidikan terakhir apa pak?
Pak Surajo : SD
Huda : Sudah berkeluarga pak?
Pak surajo : Sudah
Huda : punya anak berapa pak?
Pak surajo : Empat
Huda : anaknya masih sekolah atau sudah kerja pak?
Pak Surajo : sudah kerja semua
Huda : Istri dirumah kerja juga pak?
Pak Surajo : Kerja diluar negeri
Huda : Oh, TKW ya pak, itu udah berapa lama pak?
Pak surajo : Belum lama ini, bari sekitar 3 bulanan
Huda : Bapak sendiri sudah mbecak berapa lama pak?
Pak Surajo : Sekitar 10 tahun
Huda : Sebelum jadi tukang becak pernah kerja yang lain pak?
Pak surajo : Pernah jadi kuli bangunan ,sekitar 10 tahun
Huda : Jadi tukang becak penghasilan sehari rata-rata berapa pak?
Pak surajo : Sekitar 50rb
Huda : Sehari itu kira-kira narik berapa kali pak?
Pak Surajo : Ya gak menentu mas, bisa 3x, bisa 4x , ya gak tentu mas, ya rata-rata 4 gitu
Huda : Itu tiap hari narik atau hari hari tertentu saja pak?
Pak Surajo : Setiap hari narik
Huda : Hari ini udah narik berapa kali pak?
Pak Surajo : Satu kali
Huda : kok jadi tukang becak pak, gak kerja yang lain aja?
Pak Surajo : Kalo sekarang males mas kerja yang lain, enakan jadi tukang becak,
kalo yang lain kan masuk pagi pulang sore jadi males gitu
Huda : Oh kayak waktu kuli bangunan itu ya pak?
Pak Surajo : Iya sudah bosan di bangunan
Huda : Kalo jadi kuli bangunan penghasilannya lebih banyak mana sama tukang
becak pak?
Pak Surajo : Ya sama aja, Cuma kalo mbecak kan enak, santai
Huda : Menurut bapak, cukup gak penghasilan jadi tukang becak?
Pak surajo : Ya cukup gak cukup lah gtu, tergantung ekonominya gimana. Ya kalo dipikir
Kurang ya emang kurang tapi ya kalo hasilnya gitu ya kita syukuri aja.
Huda : Tapi sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga ya pak
Pak surajo : iya sudah
Huda : Ini becak ilik sendiri pak?
Pak Surajo : Iya milik sendiri
Huda : Emang udah niat beli gitu ya pak, gak kaya yg lain kan ada yg nyewa
Pak surajo : Ya gak tentu kadang ada yg nyewa kadan gada yg beli gitu
Huda : Kalo nyewa gimana pak?
Pak Surajo : Kalo nyewa perharinya 3rb
Huda : Gak kepikiran kerja yang lain pak, kalo ada yang nawarin gitu?
Pak Surajo : Oh nggak, kalo ada yg nawarin ya kalo boleh kasih anak saya aja
Huda : oh, kalo ada modal mau usaha mungkin pak?
Pak Surajo : Kalo sekarang belum ada modal, istri saya jg gak ada juga dirumah
Huda : Di jogja sendiri menurut bapak pemerintah sudah memberi apa untuk tukang
becak?
Pak surajo : Belum
Huda : Jadi belum merasa diperhatikan ya pak sama pemerintah?
Pak Surajo : Belum, oh ya kalo ada modal sih pingin usaha bengkel las gitu,
Dulu lama saya belajar las
Huda : Kedepannya pingin gimana pak harapanya untuk anak2 mungkin?
Pak Surajo : Ya pingin anak anak dapet kerja tetap gitu
Huda : Kalo suka dukanya jadi tukang becak gimana pak?
Pak Surajo : Ya kalo gak narik itu gak dapet uang
Huda : Bapak nyesel gak jadi tukang becak?
Pak Surajo : Oh nggak
Huda : Bapak merasa apa yang diberikan tuhan ini sudah cukup ya pak?
Pak surajo : iya sudah cukup lah buat saya
Huda : Oh gitu ya, ya cukup ya pak gitu aja. Terimakasih banyak :D
E. Wawancara oleh Davaid Manggala P.
David : Permisi pak, Boleh wawancara?
Pak Sugianto : Boleh. Silahkan
David : Nama Bapak siapa ?
Pak Sugianto : Nama saya Gianto, nama lengkap atau tidak?
David : Lengkap saja Pak.
Pak Sugianto : Lengkapnya Sugianto
David : Umur Bapak berapa ?
Pak Sugianto : Saya 57 tahun.
David : Tinggalnya dimana Pak ?
Pak Sugianto : Tinggal di Bantul.
David : Pendidikan terakhir ?
Pak Sugianto : Pendidikan terakhir SD.
David : Mengapa memilih sebagai pembecak ?
Pak Sugianto : Bisanya Cuma becak karena mencari pekerjaan lulusan SD itu sulit.
David : Apakah bapak senang dengan pekerjaan ini ?
Pak Sugianto : Senang.
David : Adakah pilihan kerja lain selama ini ?
Pak Sugianto : Tidak ada, tetap pada tukang becak.
David : Ada keluarga ?
Pak Sugianto : Ada.
David : Anggotanya siapa saja ?
Pak Sugianto : Istri sudah meninggal, anak 3. 2 perempuan sudah menikah dan satu masih
kuliah di UIN.
David : Suka dukanya dalam melakoni pekerjaan ini ?
Pak Sugianto : Diambil senangnya aja.
David : Awalnya bagaimana bisa bekerja sebagai pembacak ?
Pak Sugianto : Ya, karena mencari pekerjaan sulit.
David : Ide membecak apakah dari teman atau dari siapa?
Pak Sugianto : Pertamanya itu dari teman.
David : Bapak membecak setiap hari dari jam berapa, sampai jam berapa ?
Pak Sugianto : Membecak dari pagi jam 8 sampai 4 sore.
David : Ini becak milik sendiri atau gimana?
pak Sugianto : Ini nyewa, setiap hari kita setor Rp 5.000.
David : Hari ini sudah menarik berapa kali ?
Pak Sugianto : Satu kali.
David : Rata-rata perhari berapa penumpang ?
Pak Sugianto : Becak mampu memuat 2 penumpang, biasanya 4 kali narik becak.
David : Apakah sudah cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari ?
Pak Sugianto : Sudah cukup.
David : Kalau ramai pada waktu apa ?
Pak Sugianto : Pada waktu liburan kalu paling ramai, ya seperti sekarang ini.
David : Permisi pak, Boleh wawancara?
Pak Sugianto : Boleh. Silahkan
David : Nama Bapak siapa ?
Pak Sugianto : Nama saya Gianto, nama lengkap atau tidak?
David : Lengkap saja Pak.
Pak Sugianto : Lengkapnya Sugianto
David : Umur Bapak berapa ?
Pak Sugianto : Saya 57 tahun.
David : Tinggalnya dimana Pak ?
Pak Sugianto : Tinggal di Bantul.
David : Pendidikan terakhir ?
Pak Sugianto : Pendidikan terakhir SD.
David : Mengapa memilih sebagai pembecak ?
Pak Sugianto : Bisanya Cuma becak karena mencari pekerjaan lulusan SD itu sulit.
David : Apakah bapak senang dengan pekerjaan ini ?
Pak Sugianto : Senang.
David : Adakah pilihan kerja lain selama ini ?
Pak Sugianto : Tidak ada, tetap pada tukang becak.
David : Ada keluarga ?
Pak Sugianto : Ada.
David : Anggotanya siapa saja ?
Pak Sugianto : Istri sudah meninggal, anak 3. 2 perempuan sudah menikah dan satu masih
kuliah di UIN.
David : Suka dukanya dalam melakoni pekerjaan ini ?
Pak Sugianto : Diambil senangnya aja.
David : Awalnya bagaimana bisa bekerja sebagai pembacak ?
Pak Sugianto : Ya, karena mencari pekerjaan sulit.
David : Ide membecak apakah dari teman atau dari siapa?
Pak Sugianto : Pertamanya itu dari teman.
David : Bapak membecak setiap hari dari jam berapa, sampai jam berapa ?
Pak Sugianto : Membecak dari pagi jam 8 sampai 4 sore.
David : Ini becak milik sendiri atau gimana?
pak Sugianto : Ini nyewa, setiap hari kita setor Rp 5.000.
David : Hari ini sudah menarik berapa kali ?
Pak Sugianto : Satu kali.
David : Rata-rata perhari berapa penumpang ?
Pak Sugianto : Becak mampu memuat 2 penumpang, biasanya 4 kali narik becak.
David : Apakah sudah cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari ?
Pak Sugianto : Sudah cukup.
David : Kalau ramai pada waktu apa ?
Pak Sugianto : Pada waktu liburan kalu paling ramai, ya seperti sekarang ini.
David : Penumpang dari hari kehari
semakin menuun atau naik ?
Pak Sugianto : Saya rasa, penumpang semakin naik.
David : Apakah ingin punya usaha lain, bila ada modal ?
Pak Sugianto : Udah cukup membecak saja, karena mengingat usia, nanti saat usia 70 tahun
atau kalau anak saya sudah lulus dan bekerja, saya akan pensiun. Cuma
kurang membiaya anak satu itu.
David : Harapan untuk kedepannya ?
Pak Sugianto : Untuk anak atau siapa ?
David : Ya, bisa.
Pak Sugianto : Kalau untuk anak ya biar cepet lulus, terus cari kerja.
David : Pernah ditertibkan Satpol PP atau Polisi ?
Pak Sugianto : Pernah.
David : Tapi Cuma di tertibkan ya Pak ?
Pak Sugianto : Ya, Cuma ditertibkan.
David : Cukup sekian, wawancaranya. Terimakasih Pak.
Pak Sugianto : Ya. Sama-sama.
Pak Sugianto : Saya rasa, penumpang semakin naik.
David : Apakah ingin punya usaha lain, bila ada modal ?
Pak Sugianto : Udah cukup membecak saja, karena mengingat usia, nanti saat usia 70 tahun
atau kalau anak saya sudah lulus dan bekerja, saya akan pensiun. Cuma
kurang membiaya anak satu itu.
David : Harapan untuk kedepannya ?
Pak Sugianto : Untuk anak atau siapa ?
David : Ya, bisa.
Pak Sugianto : Kalau untuk anak ya biar cepet lulus, terus cari kerja.
David : Pernah ditertibkan Satpol PP atau Polisi ?
Pak Sugianto : Pernah.
David : Tapi Cuma di tertibkan ya Pak ?
Pak Sugianto : Ya, Cuma ditertibkan.
David : Cukup sekian, wawancaranya. Terimakasih Pak.
Pak Sugianto : Ya. Sama-sama.
F. Wawancara oleh Eko Nur Fahrudin
Eko : Permisi Pak boleh
tanya-tanya sebentar Pak buat tugas dari kampus
Pak Suyanto : Nanya apa ya mas?
Eko : Sebelumnya, Dengan Bapak siapa?
Pak Suyanto : Suyanto
Eko : Umur bapak berapa?
Pak Suyanto : 35 tahun
Eko : Pendidikan terakhir Bapak?
Pak Suyanto : Saya SMP
Eko : Bapak tinggalnya di mana?
Pak Suyanto : Tirto – Triharjo – Bantul
Eko : Istri di rumah ya Pak?
Pak Suyanto : Iya
Eko : Istri di rumah kerjanya apa?
Pak Suyanto : Ibu rumah tangga
Eko : Anaknya berapa?
Pak Suyanto : Satu
Eko : Bapak sudah berapa lama jadi tukang becak?
Pak Suyanto : Udah sejak 90-an sih mas, kira-kira 20 tahunan lebih
Eko : Kenapa Bapak memilih jadi tukang becak?
Pak Suyanto : Yah karena memang sudah tidak ada kerjaan lain
Eko : Apakah menyenangkan jadi tukang becak?
Pak Suyanto : Oh senang sekali saya mas
Eko : Pernah ada kendala buruk gitu Pak?
Pak Suyanto : Selama ini tidak ada
Eko : Kalau boleh tahu pendapatan jadi tukang becak berapa Pak?
Pak Suyanto : Yah tidak pasti mas, Rata-rata sih Rp 30.000,00 per hari
Eko : Apakah cukup untuk keluarga di rumah?
Pak Suyanto : Cukup
Eko : Tiap hari pulang pergi ke bantul Pak?
Pak Suyanto : Oh tidak, Kalau Sabtu-Minggu tidak pulang karena ramai penumpang yang
pada liburan, Sambil buat nutupin hari Senin-Kamis yang sepi penumpang
Eko : Harapanya apa Pak buat ke depannya?
Pak Suyanto : Harapanya tukang becak laku
Eko : Harapan untuk anaknya apa pak?
Pak Suyanto : Bisa lebih baik dari orang tuanya
Eko : Suka dukanya apa Pak selama jadi tukang becak?
Pak Suyanto : Suka dukanya kalau ramai ya seneng kalau sepi ya susah
Eko : Misalnya di kasih modal, ingin buka usaha apa Pak?
Pak Suyanto : Paling Berdagang mas
Eko : Terimakasih Bapak Suyanto atas waktunya maaf kalau kami mengganggu,
Sekali lagi terimakasih.
Pak Suyanto : Nanya apa ya mas?
Eko : Sebelumnya, Dengan Bapak siapa?
Pak Suyanto : Suyanto
Eko : Umur bapak berapa?
Pak Suyanto : 35 tahun
Eko : Pendidikan terakhir Bapak?
Pak Suyanto : Saya SMP
Eko : Bapak tinggalnya di mana?
Pak Suyanto : Tirto – Triharjo – Bantul
Eko : Istri di rumah ya Pak?
Pak Suyanto : Iya
Eko : Istri di rumah kerjanya apa?
Pak Suyanto : Ibu rumah tangga
Eko : Anaknya berapa?
Pak Suyanto : Satu
Eko : Bapak sudah berapa lama jadi tukang becak?
Pak Suyanto : Udah sejak 90-an sih mas, kira-kira 20 tahunan lebih
Eko : Kenapa Bapak memilih jadi tukang becak?
Pak Suyanto : Yah karena memang sudah tidak ada kerjaan lain
Eko : Apakah menyenangkan jadi tukang becak?
Pak Suyanto : Oh senang sekali saya mas
Eko : Pernah ada kendala buruk gitu Pak?
Pak Suyanto : Selama ini tidak ada
Eko : Kalau boleh tahu pendapatan jadi tukang becak berapa Pak?
Pak Suyanto : Yah tidak pasti mas, Rata-rata sih Rp 30.000,00 per hari
Eko : Apakah cukup untuk keluarga di rumah?
Pak Suyanto : Cukup
Eko : Tiap hari pulang pergi ke bantul Pak?
Pak Suyanto : Oh tidak, Kalau Sabtu-Minggu tidak pulang karena ramai penumpang yang
pada liburan, Sambil buat nutupin hari Senin-Kamis yang sepi penumpang
Eko : Harapanya apa Pak buat ke depannya?
Pak Suyanto : Harapanya tukang becak laku
Eko : Harapan untuk anaknya apa pak?
Pak Suyanto : Bisa lebih baik dari orang tuanya
Eko : Suka dukanya apa Pak selama jadi tukang becak?
Pak Suyanto : Suka dukanya kalau ramai ya seneng kalau sepi ya susah
Eko : Misalnya di kasih modal, ingin buka usaha apa Pak?
Pak Suyanto : Paling Berdagang mas
Eko : Terimakasih Bapak Suyanto atas waktunya maaf kalau kami mengganggu,
Sekali lagi terimakasih.
2.2. ANALISIS
Dari
hasil observasi, saya menganalisa para tukang becak di kawasan malioboro pada
dasarnya mereka bekerja dengan etos kerja yang sangat tinggi di mana mereka
bersaing dengan bus, taksi, ojek jenis
angkutan kota lainnya yang semakin bayak tetapi ternyata para pengayuh becak
ini tetap mampu bertahan di kota Jogja khususnya di kawasan malioboro sesuai
tempat observasi kami. Tetapi terkadang profesi pengayuh becak sering di
sepelekan orang, mereka di pandang sebelah mata karena di anggap menambah ke
semrawutan jalan dan di sepelekan. Namun tak banyak yang tahu bahwa untuk
menjadi tukang becak itu bukanlah hal yang mudah, tak hanya bermodalkan otot
saja, mereka juga harus bermodal pengetahuan pula serta kemampuan interaksi
yang baik dan juga berkorban jiwa. Mereka berkorban jiwa karena menjadi tukang
becak harus memilki kesabaran yang tinggi baik saat mencari penumpang atau saat
memperoleh hasil yang tak sesuai dengan jeri payah yang telah mereka keluarkan
di tambah usia rata-rata para tukang becak yang sudah mulai senja.
Para pengayuh becak di kawasan malioboro berusaha keras dan sungguh-sungguh dalam usaha mendapatkan penumpang mulai pagi hingga sore hari. Padahal untuk mendapatkan penumpang bukanlah hal yang mudah mengingat di sana ada puluhan tukang becak lain belum lagi adanya moda transportasi lain yang beraneka ragam. Usaha keras dan sungguh-sungguh tukang becak tidak serta merta membuat mereka mendapatkan penumpang, tetapi di butuhkan perilaku kerja yang baik yakni bekerja dengan gigih dan menjung-jung tinggi etos kerja. Etos kerja merupakan sikap dan pandangan hidup individu atau kelompok terhadap kerja yang di pengaruhi oleh nila-nilai yang di yakini. Untuk itu, kerja keras dan kesungguhan pengayuh becak dalam bekerja harus di sertai keyakinan terhadap nilai-nilai yang di terapkan dalam sikap dan pandangan kerja, sehingga dapat menentukan kualias etos kerja yang di miliki pengayuh becak untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan yang terus menghimpit mereka seperti dimensi ekonomi dan dimensi sosial. Dalam agama islampun menganjurkan umatnya untuk bekerja dengan keras,ikhlas dan jujur dan melarang umatnya untuk meminta-minta. Dan ini talah di tunjukan oleh pengayuh becak di kawasan malioboro, walaupun penghasilan mereka tidak terlalu banyak dan kadang di sepelekan orang lain tetapi mampu menerapkan sikap etos kerja dengan baik, berbeda dengan para pemimpin kita yang sangat terhormat tetapi justru mereka menggerogoti uang rakyat tanpa rasa malu sedikitpun serta sibuk memperkaya diri mereka sendiri dan tidak memperdulikan nasib rakyat kecil seperti para tukang becak dan sebagainya. Mereka hanya bisa duduk manis di kursi mereka tanpa dapat mengaplikasiakanetos kerja dengan baik.
Para pengayuh becak di kawasan malioboro berusaha keras dan sungguh-sungguh dalam usaha mendapatkan penumpang mulai pagi hingga sore hari. Padahal untuk mendapatkan penumpang bukanlah hal yang mudah mengingat di sana ada puluhan tukang becak lain belum lagi adanya moda transportasi lain yang beraneka ragam. Usaha keras dan sungguh-sungguh tukang becak tidak serta merta membuat mereka mendapatkan penumpang, tetapi di butuhkan perilaku kerja yang baik yakni bekerja dengan gigih dan menjung-jung tinggi etos kerja. Etos kerja merupakan sikap dan pandangan hidup individu atau kelompok terhadap kerja yang di pengaruhi oleh nila-nilai yang di yakini. Untuk itu, kerja keras dan kesungguhan pengayuh becak dalam bekerja harus di sertai keyakinan terhadap nilai-nilai yang di terapkan dalam sikap dan pandangan kerja, sehingga dapat menentukan kualias etos kerja yang di miliki pengayuh becak untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan yang terus menghimpit mereka seperti dimensi ekonomi dan dimensi sosial. Dalam agama islampun menganjurkan umatnya untuk bekerja dengan keras,ikhlas dan jujur dan melarang umatnya untuk meminta-minta. Dan ini talah di tunjukan oleh pengayuh becak di kawasan malioboro, walaupun penghasilan mereka tidak terlalu banyak dan kadang di sepelekan orang lain tetapi mampu menerapkan sikap etos kerja dengan baik, berbeda dengan para pemimpin kita yang sangat terhormat tetapi justru mereka menggerogoti uang rakyat tanpa rasa malu sedikitpun serta sibuk memperkaya diri mereka sendiri dan tidak memperdulikan nasib rakyat kecil seperti para tukang becak dan sebagainya. Mereka hanya bisa duduk manis di kursi mereka tanpa dapat mengaplikasiakanetos kerja dengan baik.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Setelah melakukan wawancara dan saya amati maka dapat di simpulkan bahwa:
Setelah melakukan wawancara dan saya amati maka dapat di simpulkan bahwa:
·
para pengayuh becak di
kawasan malioboro telah menerapkan sikap etos kerja yang menjunjung nilai-nilai
luhur kerja yang baik. Terbukti dari para tukang becak ini memiliki sikap yang ramah,
bekerja keras, bekerja dengan penuh semangat dan sungguh-sungguh, serta bekerja dengan ikhlas dan jujur.
·
Keberadaan tukang becak masih
di butuhkan oleh masyarakat, terbukti masyarakat masih membutuhkan becak untuk
menempuh perjalanan jarak pendek serta masih eksisnya tukang becak di kawasan
malioboro dan mampu bersaing sampai sekarang .
·
Adanya rasa solideritas yang
sangat kuat antara para tukang becak yang di tandai tidak adanya saling berebut
penumpang atau saling sikut dengan antara pengayuh becak yang satu dengan yang
lainnya.
Apapun
pekerjaannya asal kita iklas menjalaninya dan halal maka akan terasa
menyenangkan. Kita manusia hanya dapat berusaha untuk menjemput riski karena
sesungguhnya riski setiap manusia sudah ada dan telah di tentukan banyaknya
oleh allah SWT , sekarang tinggal seberapa besar usaha kita untuk menjemput
riski tersebut.
3.2. SARAN
·
Pemerintah lebih
memperhatikan para tukang becak agar mereka tetap dapat bertahan dan tetap
menjadi angkutan tradisonal yang unik.
·
Kita harus meniru semangat
dan etos kerja tukang becak baik dalam mencari nafkah ataupun dalam kita
belajar sebagai seorang mahasiswa.
·
Peranan emerintah sangat diperlukan
untuk memberikan pembinaan bagi para pengemudi becak masih.Sejauh ini, banyak
pengemudi becak yang belum memiliki kesadaran untuk mentaatiperaturan lalu
lintas, sehingga sering menganggu ketertiban di jalan raya sertamembahayakan
keselamatan penumpang atau pengemudinya sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Junaidi, 2013, Pengantar
Studi Agama, Yogyakarta,
Empati Presr
No comments:
Post a Comment